"Ma, udah siap belum?" ujar seorang pria paruh baya mendatangi sang istri yang tengah bersiap.
"Sebentar lagi, Pa," sahutnya seraya menyempurnakan jilbab yang sedang wanita itu kenakan. Sesaat setelah selesai, wanita itu menghampiri sang suami yang telah menunggunya di tepi ranjang.
"Arzan jadi ikut kan, Pa? Udah lama dia nggak jengukin adiknya," tanya wanita itu menyebut putra pertamanya.
Arzan Malik Pratama, putra sulung dari pasangan Akbar Malik dan Amira Elzira yang mana merupakan kedua orang tua dari Adel Dwi Arfani, putri bungsunya.
"Dia ikut, kalau bisa kita tinggalin aja di sana. Di rumah kerjaannya bikin pusing," balas Akbar seraya mengingat kelakuan putra sulungnya itu yang tiada hari tanpa ulah.
Amira tersenyum, ia tau betapa sabarnya sang suami menghadapi Arzan yang kelakuannya tidak berbeda jauh dari Adel. Apalagi jika kedua anak itu disatukan.
"Sabar, Pa." Amira mengelus bahu sang suami. "Itu artinya kita harus bisa lebih sabar lagi buat mendidik mereka."
Akbar mengangguk, ia tahu bahwa anak adalah anugerah dari Allah yang harus ia rawat dan jaga dengan penuh kasih sayang.
"Mama benar. Mungkin kita harus lebih sabar lagi buat mendidik mereka."
Akbar Malik, seorang pengusaha di bidang makanan dan minuman. Awalnya, ia hanya membuka bisnis cafe kecil-kecilan. Namun, siapa sangka dalam waktu singkat usahanya melejit hingga berhasil membuka banyak cabang di berbagai kota. Semua itu tentu berkat doa dan dukungan dari sang istri, Amira. Itulah mengapa ia selalu bersyukur karena menurutnya kesuksesan yang ia miliki sekarang adalah sebuah pencapaian terbesar dalam hidup. Bahkan, setiap helaan napas kata syukur tak pernah terlewat untuk segala nikmat dan karunia yang telah Allah beri.
Ikhtiar dan doa menjadi kunci utama sebuah kesuksesan. Seseorang bisa meraih mimpinya karena mau mencoba dan berusaha serta diiringi dengan gemuruh doa. Setelahnya, pasrahkan semua pada Allah karena Dia-lah sebaik-baik perancang kehidupan manusia.
Satu yang harus diingat, dibalik semua pencapaian setiap insan pasti akan ada sesuatu yang diuji. Entah itu perihal anak, diri sendiri, ataupun materi. Akbar percaya, bahwa ujian itu adalah perantara dari segala doa yang ia dipanjatkan.
Sesaat setelah terdiam, ia mengambil sebelah tangan sang istri ke dalam genggamannya. "Makasih udah jadi istri terbaik buat Papa."
Cup! Akbar memberi kecupan singkat pada punggung tangan Amira, istri tercinta yang selalu menemani perjalanannya hingga sekarang. Amira tersenyum, ia bersyukur akan sikap suami yang masih terkesan romantis meski pernikahan sudah berjalan sekian lamanya. Tanpa mereka sadari, di ujung pintu terdapat seorang pria pemilik rahang tegas yang menatapnya dengan memutar mata jengah.
"Dunia milik berdua yang lain ngontrak. Iya kan, Pa?" ujarnya tiba-tiba membuat sepasang suami istri itu menoleh.
"Sejak kapan kamu di situ?" tanya Akbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA KIBLAT
Fiksi Remaja📌Spin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat. *** Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung ja...