Dunia gelap di waktu malam, dipenuhi makhluk-makhluk yang merayapi, mungkin seperti sedang melihat pemandangan pada proses penciptaan dalam Kitab Kejadian di hari kelima. Darat, laut, tumbuhan dan binatang menghias permukaan. Hanya saja udara yang terperangkap dalam ruangan kecil bernama atmosfer terlalu beracun untuk dihirup oleh makhluk manusia biasa. Manusia-manusia itu menjadi penghuni bawah tanah, dengan udara yang tersaring. Atau mereka menciptakan kubah-kubah kaca ekstra tebal yang memungkinkan untuk sekali lagi merasakan indahnya permukaan ciptaan-Nya.
Penyesalan memang tiba di bagian akhir. Makhluk manusia memiliki sejarah panjang merentang di banyak milenium dalam hal menyakiti orang lain demi kepentingan diri sendiri, sampai akhirnya dia tidak memiliki orang lain lagi untuk disakiti kecuali dirinya sendiri.
Dunia dibentuk ada awalnya
Dan pasti juga ada akhirnya
Kita hanya manusia biasa
Tidak tahu kapan sirnanyaPenggalan 'Puisi Hari Kiamat' dari Buya Hamka menjadi relevan pada akhirnya.
Kehancuran yang maha dahsyat
Yang tidak pernah kita lihat
Tidak ada lagi sahabat
Apalagi setetes rahmatDi malam gelap yang diterangi cahaya bintang, binatang-binatang nokturnal, dan udara dengan kadar radioaktif yang membunuh, sesosok perempuan berjalan melewati pepohonan, dengan menggunakan selembar selimut dengan bahan barium heksaferit, yang dapat menyembunyikan keberadaan dan pergerakannya dari radar atau sonar pemindai. Gerakan-gerakannya terlihat acak, tapi enam jam adalah waktu yang sangat cukup baginya untuk sampai di sebuah pohon besar dua puluh meter dari lubang pintu vertikal Stasiun-171.
Dia berdiri diam, bernapas dengan tenang dan menunggu penghuni Stasiun-171 untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
2471
Science FictionSeorang dokter wanita mendapati dirinya berada di dalam sebuah tabung kapsul dengan populasi dunia berkurang 99.91% dan permukaan air laut naik 100m. Sebuah kejahatan yang berumur lebih dari empat setengah abad menunggu untuk diselesaikan di tengah...