Kerusuhan

3 2 0
                                    

Seminggu kemudian ada seorang wanita yang melahirkan bayi laki-laki yang sehat, anaknya yang ketiga. Wanita itu berusia 30 tahun dan dia didampingi oleh suaminya. Dini membantuku sepanjang proses persalinan. Semuanya berjalan lancar dan baik. Sang ibu hanya perlu istirahat beberapa hari di tempat tidur.

Kelahiran manusia baru, harusnya disambut gembira oleh semua orang. Satu jiwa lagi diberi napas hidup oleh Sang Pencipta. Tapi raut wajah suami istri itu tidak menunjukkan kegembiraan, malah wajah kekuatiran yang terlihat.

Dalam waktu satu bulan sejak kelahiran pertama yang aku dan Dini tangani, total ada tujuh bayi lahir. Semua dalam keadaan sehat dan semua orang tua bayi-bayi itu menunjukkan raut wajah muram. Setiap hari kami berdua mengunjungi ke rumah-rumah mereka, walau hanya sekedar memeriksa denyut jantung, suhu badan, tekanan darah, atau bertanya keluhan kesehatan. Tidak ada yang punya masalah serius.

Komunikasi sembunyi-sembunyi kami berdua pun tetap berjalan tanpa ada gangguan. Di beberapa hari tertentu kami sengaja tidak melakukannya untuk mengurangi kecurigaan jika kegiatan bisik-bisik kami itu tercium oleh siapapun yang memasang mata dan telinga ke arah kami. Dari Dini aku tahu banyak hal yang disembunyikan di tempat ini. Ahmad bukan berasal dari sini, dia datang 20 tahun yang lalu. Pasukannya kebanyakan adalah orang dari luar, jumlahnya ada 40 dan semuanya bersenjata. Setelah kudeta berdarah yang dilakukannya pada pemimpin koloni sebelumnya. Banyak orang diangkut menggunakan armada udara dan tidak pernah kembali. Kakek Dini adalah pemimpin koloni sebelumnya yang dieksekusi oleh Ahmad di depan warga yang saat itu berjumlah hampir 2000 orang di tempat ini. Sejak itu, warga koloni ini hidup di bawah kendali orang-orang gila.

Ketika pertama kali menerima informasi-informasi itu, aku seperti orang yang baru saja menelan seluruh benua Antartika lengkap dengan badai anginnya. Aku merasa mual dan aku memupuk kemarahanku sendiri secara perlahan-lahan. Entah akan kusalurkan ke siapa, kapan, atau dalam bentuk apa.

Beberapa malam kemudian, aku terbangun oleh suara orang banyak yang berteriak-teriak di kejauhan. Aku bangun dan mengintip melalui celah gorden, seperti sedang terjadi kerusuhan di tengah-tengah permukiman ini. Aku melihat beberapa orang sedang mengarahkan ujung senapannya ke arah kerumunan orang. Sambil mengenakan pakaian dan celana panjangku, aku memerhatikan orang-orang yang bertikai, ternyata ada dua kubu, kubu warga koloni dan kubu penjaga ditambah oleh sepuluh orang berpakaian hazmat berwarna putih yang terlihat seperti hantu-hantu kuntilanak di tengah keremangan malam.

Setelah memakai sepatu, aku memutar kunci pintu dan terkejut karena pintu tidak bergerak membuka. Terkunci dari luar.

"Hey!" Aku berteriak kepada seorang penjaga yang sedang berdiri di depan pintu. Aku cukup sering melihat penjaga ini. Mendengar teriakanku, dia menoleh ke arah jendela yang sudah kusibak gordennya. "Buka pintu ini!" kataku padanya sambil menunjuk ke arah pintu. Dan tanpa menjawab dia kembali mengarahkan pandangannya ke arah kerumunan orang.
Brengsek!

"Buka!" Kataku sambil menendang pintu agak keras, penjaga tadi kemudian berdiri di depan kaca yang gordennya sudah kubuka dan melihat ke arah dalam sambil mengarahkan senapannya ke arahku. Aku terdiam, apa dia akan menembakku?

Penjaga itu lalu berpindah posisi di depan pintu sambil melihat ke arah kerumunan orang yang mulai bergerak mendekat ke arah pintu gerbang besar. Aku menarik napas panjang dan mengambil ancang-ancang mundur dua langkah, mendobrak pintu kayu dengan bahu akan membuat tangan atau kepalaku cedera, dan aku tidak menginginkan hal itu terjadi. Setidaknya tidak untuk saat ini.

Dengan satu entakan sekuat tenaga aku menendang bagian pintu sejengkal dari lubang kunci menggunakan kaki kanan, pintu terbuka ke arah luar. Untung saja pintu ini membuka ke arah luar, jika pintu ini membuka ke arah sebaliknya, sudah pasti aku akan kesulitan untuk mendobraknya.

2471Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang