Geng Jemuran

6.3K 363 5
                                    

Semenjak dapat surat dari mama , aku seperti mati . Benar-benar mati : kehilangan jati diri . Aku tak tau ke mana aku harus melangkah , mengikuti apa mau mama ? Dan .... abi ? . Tapi apakah ini tidak terlalu memaksakan ? Aku ini biasa hidup seperti burung . Terbang bebas setinggi mungkin . Yes right , aku adalah anak malas yang cuma bisa ngrepotin 'orang tua' . Tapi sepayah payahnya aku , aku masih punya mimpi . Menjadi seorang guru dan psikolog . Aneh , mungkin begitu pandangan orang-orang , bahkan aku sendiri sangsi akan terwujudnya cita-cita itu . Tapi bukankah semuanya bisa terjadi di dunia ini ? Ya , semuanya bisa terjadi . Termasuk dipenjarakannya aku di pondok ini .

Tapi aku tekankan , sekali lagi aku bingung. Sebenarnya aku ingin sekali masuk SMA Negeri favorit di semarang , masuk jurusan ips , lalu kuliah mengambil jurusan pendidikan dan psikologi . Kedengarannya mudah, bukan ? Tapi ini kenyataan yang sulit . Karena Tuhan -atau mama- dengan mudahnya mematahkan semua yang telah kususun rapih .
Apa mama berfikir aku tidak bisa merancang masa depan ? Aku bisa ma !! Hanya saja aku malas menunjukkannya . Karena apa ? Karena kalian selalu meremehkan ku ! Padahal aku bertekad untuk diam diam mewujudkan mimpi itu , tapi .... :'( berkat kalian semuanya hancur .Hancur . H A N C U R !

Oke . Aku akan hadapi semua ini . Aku gak mau ngaji , tapi akan ku ikuti semua ekskul non-agami . Persetan dengan apa itu , tuhan emang gak adil ! Terserah mau kena ta'zir berapa kali . Dan .. surat mama ? Mimpi abi ? Ah , bodo ! Mereka saja membuat semuanya transparan . Tidak bisa aku fahami, dan aku memang gak mau mengerti hal itu .

Aku benci keadaan ini ! Sekarang pada siapa aku harus menumpahkan kekesalanku ? Tembok ? Aku kasihan padanya , dia sudah terlalu sering menjadi objek pelampiasanku .
Aaarrrghhhh !!!!!!

--*--*--*--*--

"Ais , nyuci sana ! Tu lihat pakaian kotormu udah numpuk , nanti kalo ada cek kebersihan , kita semua bakalan kena ta'zir !! " Mbak Luna menceramahiku . Kenapa sih , orang-orang disini nggak ada yang peduli sama aku !!

Dengan dongkol aku mencuci bajuku . Katanya , kalo mencuci dalam keadaan jengkel , pakaian akan jadi lebih bersih. Oke lah , mumpung aku lagi 'on' di moodjengkel paling ujung .

Dan setelah berjuang menimba 5 ember air , dan mengucek 6 baju 6 rok 6 jilbab dan lainlainya , aku harus berjuang lagi , naik ke lantai tiga untuk menjemur . Kurasa , lama lama disini otot lenganku akan terbentuk . Menjadi mrungkel-mrungkel ala petinju .

Ku jemur pakaian dan mulutku menyenandungkan omelan omelan merdu . Ngedumel maksutnya . Tentang apa lagi kalo bukan mengkritik kondisi pondok yang besar tapi santrinya jorok . Juga tentang kebijakan mama , tentunya .
Setelah puas , aku menuju balkon dekat gedung muhadlarah. Mencoba mencari udara yang tidak ada bau-bau pesantrennya . Jujur , aku jenuh . Aku merasa nggak akan bisa berkembang disini .
Dari kejauhan , di emper gedung muhadlarah ada dua orang cewek , pake kerudung soalnya . Kelihatannya sih , yang satu lagi nangis , yang satu lagi nenangin . Curhat gitu . Aku berniat menguping mereka dari balik speaker pondok yang lumayan bisa menyembunyikan tubuhku yang kurus karena nggak doyan makan disini .

"Tapi van , mama itu maksa aku buat masuk disini . Katanya , kalo aku nggak sekolah disini , mama nggak mau nyekolahin aku dimanapun " kata si gadis berjilbab ungu mini itu . Rambutnya kelihatan dimana-mana .
Dan , hei .. itukan vani si cantik ?
"Sama , gue juga males disini . Makanannya nggak enak , nggak hiegenis , banyak orang kayak ninja , banyak orang yang rese dan cerewet , apalagi kegiatannya yang super membosankan ! Gue juga kangen wa sama si andre pacar gue . Lo tau kan ? Gue itu udah sayang banget sama dia ! Udah 1 tahun pacaraaan , kemarin baru anniv , eh malah bonyok mengasingkanku disini . Bener bener anjir" vani berkata tak kalah sengit . Gila ! Mereka berdua bener-bener bernasib sama kayak aku .

"Pengumuman , kegiatan mengaji Bin Nadzor malam ini diliburkan karena akan ada peresmian gedung baru " tiba-tiba speaker berbunyi keras sekali .

"Au" jeritku kesal karena kaget .

Vani dan temannya menengok kearahku . Mereka berdua kaget sepertinya.

"Eh , siapa lo? Lo nguping ya ? " Vani menghampiriku sembari berkacak pinggang . Wajahnya yang kalem tiba tiba berubah jadi seperti maniak yang haus darah.

"Eh eh , anu .. tenang aja mamen" sebisa mungkin ku kendalikan nyaliku . Aku udah biasa ngadepin hal kayak gini karena dulu di SMP aku sering banget ngelakuin tradisi "labrak-melabrak".

"Lu aisyah kan , anak gendeng di kamar 26? " Vani mengintrogasku . Gila . Ini anak nyeremin banget . Tapi apa ? Dia ngatain gue gendeng ? Apa maunya sih ?

"Eh , lo ngatain gua gendeng? Lu tu Muna ! Dikamar aja kalem , disini kelakuan lo , shit ! " keluar semua dah kata-kata yang udah sebisa mungkin aku nggak ingin mengeluarkannya.

"Jaga ya tu mulut!"

"Eh , sudah ! Kalian kenapa jadi ribut ! Nggak dewasa banget" temannya vani sok menengahi .

"Marwa diam aje lo , ni anak gendeng udah nguping pembicaraan kita ! Dia ini deket sama Mbak Aini , nanti kalo dia ngadu gimana bro ? Bisa botak kita ! " Vani berbisik ke arah marwa. Tapi aku bisa dengar jelas apa yang dia katakan .

" ehm , udah gua minta maaf deh gua udah nguping , tapi sante aja , gua nggak ember kok . Lagian , lo vani , sama siapa ? Marwa temen lo ini , kita itu senasib ! Sama-sama di buang ke pesantren " aku emang mudah buat minta maaf , aku bukan tipe orang pendendam. Tapi , ini salahsatu trik biar aku nggak kayak bebek keilangan induk . Kesana kesini sendirian , bener kata vani , kayak orang gendeng .

"Apa? Ternyata lo juga buangan ya ? Hahaha " vani tertawa jahat . "Yasudah , gua maafin lo . dan gua juga minta maaf karena udah ngatain lo gendeng . ABisnya lo dikamar ngoceh mulu sama tembok . Mana gua kagak ngira lu kegangguan " sambungnya jujur .

"Yaudah , sini kita nongkrong aja . Aku males ikutan peresmian gedung baru" ajak marwa .

"Gimana ceritanya lo dibuang kesini , syah ?" Tanya vani .
Dan kuceritakan semua tentang dunia PS yang dijanjikan mama, dan tentang mama sama bapak yang tanpa pamit ninggalin aku . Ku ceritakan semuanya , kecuali tentang Abi .

"Gila , bodo banget kamu syah " marwa mengomentari kisah piluku.

"iya , aku emang bego" aku ku .

"Eh , kita kan senasib nih , gimana kalo kita jadi temen aja , kita bikin geng . Jadi kita nggak ngerasa kayak anak kebuang karena punya temen geng seperjuangan" usul vani .

Nah , oke juga tuh ide . Kataku dalam hati.

"Bagus tuh van ! Kita bertiga bikin geng , namanyaaa apa ya ? Trio macan ? Hahaha " marwa merespons hangat .

"Aku juga setuju . Tapi kalo namanya trio macan , nggak deh . Itu iyuh banget" kataku .

"Terus namanya apa ya ?" Terlihat vani berpikir keras . Terlihat dahinya yang berkerut-kerut . Dan.. akhirnya kendor lagi . Pertanda dia menyerah . "Lu punya ide nggak? "

"Gini aje , kita kan ketemu di deket jemuran nih . Tempat kita nongkrong sekarang juga di jemuran . Gimana kalo namanya "Geng Ji Em " . " usulku .

"Ji em ? Kok bisa ?" Marwa bertanya dengan wajah bodoh .

"Ji Em itu inisial dari jemuran . JM . Tapi biar kerenan dikit , kita pakeknya 'ji' aja . Kalo 'je' itu kedengeran norak ." Jelasku pada mereka yang mengangguk angguk .

"Eh , tapi kalo di bahasa inggris , huruf J kan bacanya eij , kenapa ini jadi "Ji" . Kayak bacanya huruf G deh " protes vani . Cerdas !!

"Ya itu kan biar keren aja van " marwa menyanggah .

"Iya sih , keren" vani manggut-manggut pertanda setuju .

"Yaudah , kita resmikan geng kita . GENG JM ." kataku berorasi.

"Ya !! Hidup Geng JM . Tiga anak terbuang " kata marwa dengan nada lucu . Antara semangat dan sendu , karena suaranya bindeng gara-gara abis nangis .

Aku geli sendiri mendengarnya . Kulihat vani juga terkekeh . Ah , semoga merekalah yang akan menjadi keluargaku disini .
Aku berdoa tulus dan mereka berdua menatapku dengan tersenyum .
Senja dan arak arakan mega menjadi saksi berawalnya persahabatan ini , kisah ini , dan.. hijrah ini .

LASKAR JM fi Ma'hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang