Misi Pertama

4.4K 287 3
                                    

Anak-anak TPQ menyambutku antusias ketika Kak Fathur memberitahu mereka bahwa hari ini aku akan membawakan sebuah dongeng. Untung saja aku masih agak ingat beberapa kisah yang pernah diajarkan Abah di pondok.

Aku memandangi wajah anak-anak yang sangat polos itu. Ku cermati tiap gerakan mereka,senyum mereka, kejailan mereka, tawa mereka, dan perhatian mereka yang sungguh menggambarkan isi jiwa yang suci .

"Adik-adik. . . Hari ini Mbak Aisyah akan menceritakan kisah Nabi Muhammad yang sabar meskipun banyak yang memusuhinya"

Awalnya kukira hanya akan ada bunyi "krik" sebanyak tiga kali setelah aku mencoba mengakrabkan diri dengan mereka. Namun ternyata mereka sangat antusias. Sorak hore mereka sedikitnya membangkitkan semangatku.

Kemudian aku mulai menceritakan tentang kisah pertama kali dakwah secara terang-terangan Nabi Muhammad yang langsung mendapat respons tidak menyenangkan , bahkan dari pihak keluarganya sendiri. Anak-anak mendengarkan dengan penuh perhatian dan sesekali mengeluarkan ekspresi ngeri ketika sampai pada bagian perlakuan jahat para Kafir Quraisy. Wajah mereka benar-benar lucu dan menggemaskan. Hei Ais sejak kapan kamu suka anak kecil sih?

"Mbak Aisyah kenapa sih Nabi Muhammad kok sabar aja ?Padahal dia kan Nabi, minta sama Allah apa aja pasti di kasih. Kenapa nggak minta untuk menghukum orang orang jahat itu mbak?" Bondan tiba-tiba menanyaiku.

Aku tersenyum simpul, anak ini walaupun hobi main game tapi juga cerdas. Ku akui, dia memiliki pemikiran yang jauh lebih dewasa ketimbang anak-anak seusianya.

"Karena Nabi kita adalah sosok yang ikhlas, Beliau mengedepankan tauladan.. Beliau selalu berusaha menjadi contoh. Selaku pemimpin, Beliau itu hebat lho. Bahkan saking ikhlasnya, Nabi pernah menjenguk orang yang selalu meludahinya ketika orang itu sakit. Nah jadi adik-adik juga harus mencontoh perilaku Nabi kita, Tidak boleh dendam.. harus ikhlas , okey?"
Kataku.

"Okey "Jawab mereka serempak.

"Horee... Bagus ya adik-adik cerita dari Mbak Aisyah. Mmm sekarang kita main game bareng yuk.."Kata Kak Fathur tiba-tiba sembari bertepuk tangan. Kali ini anak-anak memang lebih antusias. Kak Fathur dengan segera mengajak mereka untuk membentuk barisan seperti ular-ularan. Semuanya langsung berbaris rapi. Kak Fathur memberi aba-aba tentang game itu. Game ular naga! Masih ingetkan? game yang dulu cukup sering di mainkan anak-anak dipelataran rumah sembari bernyanyi ramai-ramai melewati dua orang yang berjaga sebagai pintu gerbang dan begitu lagu berhenti orang yang tertangkap akan dijadikan anak dan akan berujung pada kejar-kejaran.


Aku pun turut larut didalam tawa anak-anak itu. Nyenengin banget. 

"Nah sekarang yang jadi kepalanya kak Fathur sama Bondan aja deh" Kata Kak Fathur.

"Yes, Bondan jadi kepala!" Sorak Bondan kegirangan.

"Yee nanti kalau kamu yang jadi kepala , kan ulatnya jadi lucu. Kepalanya gendut badannya kurus. "Celetuk salah seorang anak yang disambut tawa anak-anak yang lain.

"Sudah sudah.. ayo kita mulai permainan ini."Kak Fathur menyela. "Ngg.. Mbak Aisy boleh baris sama anak-anak." Lanjutnya sopan.

Aku langsung mengambil barisan paling belakang. Kemudian aku memberi komando untuk mulai bernyanyi dan berjalan melewati tangan Bondan dan tangan Kak Fathur yang disatukan . Aku baru tersadar, Mana mungkin aku bisa masuk ? secara bondan kan masih kecil sedangkan Kak Fathur tinggi . Otomatis kak Fathur harus agak menundukkan badannya. 

Walhasil aku juga harus merunduk lebih rendah lagi. Duh malu . Apalagi ketika tibatiba lagu berhenti dan hap ! Bondan menarik tangan Kak Fathur untuk menangkapku.

"Horee mbak aisy ketangkep" sorak Bondan kegirangan.

Aku sendiri merasa salah tingkah. Bisa dibayangin kan? Bagaimana bentuk kami bertiga. Aku segera gelegapan dan tanpa sengaja mata kami__Aku dan Kak Fathur__ bertemu dalam satu garis lurus. Entah mengapa ada perasaan aneh yang menelusup halus didadaku.

LASKAR JM fi Ma'hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang