34

2.4K 153 27
                                    




Di ruang bawah tanah, terlihat seorang pemuda tergantung dengan keadaan lemah,kedua kaki dan tangannya terikat oleh kawat yang sudah berkarat.

Mata pemuda itu terbuka secara perlahan,ringisan keluar dari bibirnya, merasa seluruh tubuhnya sakit dan...dingin.

Pemuda itu melotot tak percaya,pantas saja dingin,dia sama sekali tidak memakai pakaian sebenang helai pun di tubuhnya, sampai memperlihatkan 'Naga hitamnya'.

" Tolong!...TOLONG AKU! TOLONG!"

pintu ruangan itu terbuka,muncul seseorang dari sana,iris Aqua nya menatap datar pada pemuda itu.

" Bisakah kau diam?..... telinga ku sakit mendengar suara mu" kata ice

Pemuda itu meronta" t-tolong aku! Kumohon bebaskan aku!"

Ice hanya acuh,dia berjalan dengan malas menuju sofa usang yang tak jauh dari sana dan mendudukinya.

Ice menguap lebar merasa kantuk" kau berisik!"

Dan ice pun menutup matanya, sementara pemuda itu masih berteriak membuat ice terganggu dan menatap tajam pada pemuda itu.

" Ku bilang diam sial!"

" Aku mohon tolong aku!"

" Aku bilang diam!"

" Tolong--ARGH!"

karena kesal ice melempar sebuah pisau kecil ke arah pemuda itu,dan tepat mengenai dadanya,lebih tepatnya tertusuk sangat dalam.

Menyebabkan darah pemuda itu keluar dengan derasnya.

" Sudah kubilang diam!"

Bukannya diam pemuda itu malah menangis kencang, membuat ice geregetan, dengan kesal ice langsung melempar sofa usang yang dia duduki.

BRUUKK!

" AKH! S-SAKIT! HISK!"

pintu kembali terbuka muncul Solar dan di susuk Halilintar di belakang.

" Ada apa ini? Kenapa ribut sekali,ice?" Tanya Solar sambil menghampiri ice

Ice hanya mendengus" hanya kesal"

Solar melirik ke arah pemuda itu hingga melirik ke arah sofa yang tak terbentuk lagi, hingga dia berakhir menatap Halilintar yang masih diam di belakangnya.

" Jadi? Kita memainkan mainan seperti apa lagi?" Tanya Solar

" Langsung bunuh dia,dia sangat berisik" kata ice

" Hei~ kau memangnya gak mau menyiksanya dulu? Tidak seru kalo langsung bunuh" kata Solar

" Seterah kau saja" kata ice malas

Halilintar hanya mendengus dengan perdebatan itu, hingga dia berjalan ke arah pojok ruangan yang terdapat sebuah kotak kayu berukuran besar,dan mengambil sesuatu di dalam kotak itu.

Sebuah gergaji mesin:)

Pemuda itu lantas menggeleng berutal.

" Kumohon! Jangan aku mohon,maaf kan aku!"

Halilintar tidak mengindahkan permohonan itu,dia langsung saja menyalahkan gergaji mesin nya.

Ngeng! Ngeng!

Eh salah bunyi.  Ya pokonya gitu dah:V

" Aku mohon jangan! Aku akan memberitahukan siapa yang menyuruhku melakukan itu"

Solar memiringkan kepalanya,sambil tersenyum" kami kan belum bertanya soal itu... baiklah,jadi siapa yang menyuruhmu melakukan itu pada Gempa?"

Pemuda itu menunduk sambil mengigit bibir bawahnya.

GEMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang