35 | LO YANG PERGI, ATAU GUE?

2K 129 7
                                    

h a p p y r e a d i n g
.
.
.
.

Hari demi hari telah berlalu.

Tak terasa sudah dua bulan lebih cassandra menghilang bak ditelan bumi.

Satu sekolah tak pernah lagi melihat kehadiran gadis itu.

Gadis tengil yang dulu selalu mereka jahili dengan sedikit berlebihan kini telah hilang.

Kehilangan nya justru bukan membuat para murid tenang, namun kehilangan nya membuat jutaan rasa penasaran menyerang seluruh orang.

Gadis itu pergi dengan meninggalkan identitas yang selama ini ia sembunyikan.

Semua murid kini tahu bahwa aca atau cassandra zahra aqila yang mereka kenal ternyata adalah cassandra zahra aqila altair.

Gadis yang selalu mereka maki karena sifat cegilnya ternyata adalah keturunan konglomerat mengerikan.

Bukan hanya itu.

Semua murid tentu juga terkejut tak kala mengingat bahwa keluarga altair memiliki cucu pertama yang kekuasaan nya cukup besar di jalanan.

Dia la deon altair.

Yang berarti, Cassandra adalah adik dari penguasa jalanan.

"Gue masih gak nyangka ternyata aca itu cuman wajah palsu nya." Tutur vino melirik gesta yang berada di sebelahnya.

"Lo aja gak nyangka, apalagi gue anjir." Balas gesta seraya menyeruput es teh miliknya.

"Berarti selama ini, sifat aca itu palsu ya? Dia kenak-kanakan di depan kita selama ini, itu palsu?" Tanya vino terlihat begitu lemas.

"Kalau kata gue sih pasti palsu. Karna lo tau sendiri keluarga altair itu kayak mana, jadi gak mungkin aca itu sifatnya malah bertolak belakang banget sama keluarga nya." Ujar gesta.

Vino mengangguk pelan sembari mencerna ucapan gesta.

"Kira-kira javier nyesal gak ya? kan selama ini dia selalu maki si aca, dia selalu maki si aca murahan, miskin, beban, dan gak tau diri sama javier tapi ternyata aca itu keturunan konglomerat, konglomerat berbahaya pula." Tutur vino.

"Gue nyesal. Penyesalan gue bahkan udah gak bisa di jelaskan lagi pakai kata-kata." Sahut seorang pemuda secara tiba-tiba yang mengejutkan vino dan gesta seketika.

Keduanya cowok itu pun membalikkan badannya dan serentak terdiam tak kala melihat javier.

"Saking nyesal nya gue, gue dengan gak tau dirinya minta satu kesempatan untuk memperbaiki semua hal." Tutur javier kembali.

Mendengar penunturan itu membuat gesta tersenyum tipis.

"Aca nya ngasih gak?" Tanya gesta di balas gelengan lesuh oleh javier.

"Kemarin, gue ketemu cassa—"

"Lo bisa gak sebutnya aca aja? Kami gak terbiasa dengar namanya sebagai cassa." Sela vino memotong penunturan javier.

Javier menarik nafas kasar dan kembali bersuara.

"Kemarin gue ketemu aca, dia lagi sama abangnya dan Arsen. Anak baru yang waktu itu selalu nempel sama aca." Tutur javier.

JAVIECAS [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang