h a p p y r e a d i n g
——
Seluruh murid tengah berbaris di lapangan, merasakan terik matahari yang mampu membuat kulit terbakar di siang hari ini.
Seluruh murid dikumpulkan di lapangan secara tiba-tiba membuat para murid merasa jengkel karena harus berpanas-panasan lagi setelah tadi pagi juga telah di jemur karena melaksanakan apel pagi.
"Gue dribel juga nih lama-lama sekolah, kerja nya nyiksa murid mulu." Jengkel aca pada gesta.
Gesta tertawa mendengar ucapan gadis itu.
"Kalau gue besar nanti, gue bakal buat sekolah sendiri. Yang datang jam 9 pulang jam 12, terus baris-baris kaya gini gue tiadakan." Ujar gesta.
"Sekarang aja ges. Biar gue yang jadi muridnya." Balas aca terlihat semakin lelah.
"Angkut gue juga. Jadi murid teladan di sekolah lo." Sahut varro yang berada tepat di belakang aca.
Aca berbalik kemudian menggeleng.
"Tampang kaya lo gak cocok jadi murid teladan." Ucap aca.
"Jadi menurut lo siapa yang cocok? Gue ya?" Tanya gesta menarik turunkan alisnya.
Aca kembali menggeleng. "Javier."
Jawaban aca sontak membuat gesta meluruskan badannya dan kembali fokus pada guru yang sibuk berceloteh di tengah lapangan sana.
Begitupula dengan varro. Cowok itu mendengus kesal dan membalikkan badan aca menghadap kembali ke depan.
"Lo beneran sakit ca." Ujar varro.
Aca terdiam sejenak kemudian kembali berbalik dengan cepat menghadap belakang membuat varro terkejut.
"iya! Aca sakit!" Pekik nya pelan membuat beberapa murid terdekat menoleh.
Tak lama aca menjatuhkan badannya begitu saja ke tanah, menutup matanya rapat-rapat.
Bruk!
Melihat itu beberapa murid menjadi panik dan memanggil anggota PMR untuk mengangkat aca sebab mengira gadis itu pingsan.
Sedangkan varro dan gesta serentak mendelik sinis melihat kejadian barusan.
"Javier rugi sih nolak aca. Soalnya aca bibit bibit aktor." Bisik gesta dibalas kekehan kecil varro.
——
Tak lama setelah kejadian pingsannya aca, guru langsung membubarkan barisan dan meminta para murid untuk memasuki kelas dan kembali memulai pelajaran.
Para murid tentunya berterima kasih pada gadis itu, aca yang selalu mereka remehkan itu entah mengapa selalu membantu mereka jika sedang di siksa oleh guru.
"Capek ya ternyata pura-pura pingsan." Keluh aca pada lingga yang tengah membukakan sebuah kaleng minuman untuknya.
"Yaelah, cuman nutup mata doang sama enak-enak tidur di UKS juga capek lo." Balas lingga kemudian memberikan minuman kaleng tersebut pada aca.
Aca menerima nya dan meneguknya dengan rakus. Ia belum ada minum apapun sejak berbaris tadi.
"Capek lingga. Capek nahan ketawa." Ujarnya.
Lingga menggeleng kan kepalanya pelan melihat tingkah aca.
"Jangan sering kaya gini. Guru bisa curiga kalau lo pingsan terus setiap baris." Saran lingga dibalas anggukan patuh dari aca.
![](https://img.wattpad.com/cover/356977038-288-k350963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVIECAS [ SEGERA TERBIT ]
أدب المراهقين"Gak usah ngancurin hidup gue." - Javier nalendra Aditya. "Gue gak nyakitin lo, jadi kenapa lo hancur?" - Cassandra Zahra Aqila. "Dengan adanya lo di hadapan gue, itu sama aja ngehancurin hidup gue." - javier nalendra Aditya. ••••••• Javier itu luk...