h a p p y r e a d i n g
.
.
.
.
.
.Rajash berlari panik memasuki ruangan deon.
Kepanikan rajash membuat banyak anggota arogas yang tengah berkumpul di ruang tengah menatapnya kebingungan.
Arsen berdiri dari duduknya. Cowok itu juga berlari kecil menyusul rajash.
Entah mengapa Arsen merasa ada sesuatu yang terjadi.
Belum sempat arsen memasuki ruangan deon, rajash dan deon sudah lebih dahulu keluar dari ruangan itu.
"Inti arogas, ikut gue." Titah deon.
Deon memakai jaket arogas nya seraya mengambil kunci motor nya.
Aura yang di pancarkan deon benar-benar menyeramkan saat ini, membuat semua anggota arogas yakin, ada sebuah masalah yang terjadi.
Namun jika ada masalah kenapa mereka tidak diberitahu? Dan hanya inti arogas saja yang di suruh mengikuti nya?
- ⛓️ -
Arsen terdiam sejenak menatap gedung 5 lantai di hadapannya, Gedung yang sangat ia kenali.
"Kenapa kita kesini?" Tanya arsen pada rajash.
Rajash melirik sekilas deon yang telah berjalan memasuki gedung dan beralih menatap Arsen yang tengah bertanya padanya.
"Gue dapat info dari anggota komunitas yang ada di dalam, Cassa mau bunuh diri dengan nyayat leher nya sendiri tadi, tapi langsung di gagali semua orang di dalam." Jelas rajash membuat arsen tertegun.
Tak ada balasan lagi dari arsen, cowok itu melangkah cepat menyusul deon memasuki gedung atau lebih tepatnya markas anggota komunitas mafia milik pratama.
Setiba nya di dalam, deon dan ke tiga inti arogas menatap tajam cassandra yang tengah terduduk di kursi kebanggaan Pratama.
Kursi yang hanya boleh di duduki pratama sebagai ketua komunitas.
"Lo gila ya anjing!" Sentak vino pada cassandra.
Cassandra mendongak, maniknya menatap malas ke empat pemuda yang baru saja tiba itu.
"Gue kan udah pernah bilang, kalian sentuh javier. Siap-siap lihat jasad gue." Tutur cassandra.
Ke empat anggota arogas itu menarik nafas kasar, sungguh tak habis pikir lagi dengan cassandra.
"Javier bukan segalanya cassa. Dia bukan siapa-siapa." Tutur rajash.
"Dia penting bagi gue. Javier dan keluarga nya bahkan segalanya bagi gue anjing!" Sentak cassandra.
Deon mendekat, cowok itu menarik kasar surai cassandra membuat gadis itu berdiri seketika.
Tak ada ringisan yang keluar dari bibir cassandra. Namun deon yakin, adiknya itu pasti kesakitan.
"Deon." Tegur arsen hendak mendekati adik kakak itu.
Vino menahan lengan arsen, menggeleng pelan menandakan jangan ikut campur.
"Cassa, hari-hari kita selalu di isi pertengkaran. Lo gak capek?" Tanya deon pelan.
"Harusnya gue yang nanya. Lo gak capek? Ngurusin hidup gue terus?" Tanya gadis itu balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVIECAS [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction"Gak usah ngancurin hidup gue." - Javier nalendra Aditya. "Gue gak nyakitin lo, jadi kenapa lo hancur?" - Cassandra Zahra Aqila. "Dengan adanya lo di hadapan gue, itu sama aja ngehancurin hidup gue." - javier nalendra Aditya. ••••••• Javier itu luk...