44 | ACA PAMIT YA

2.2K 115 24
                                    

- h a p p y r e a d i n g -

Hari ini adalah hari Cassandra meninggalkan Indonesia.

Cassandra akan pergi menuju Australia, meninggalkan banyak bekas luka dan penderitaan yang selama ini ia rasakan.

Gadis itu akan pergi bersama Arsen, lelaki yang berjanji akan menjadi masa depan terindah nya.

Sekarang, cassandra tak henti memandang pemandangan kota dari dalam mobil.

Maniknya yang terlihat sendu membuat Arsen yang berada di sebelahnya paham jika sebenarnya Cassandra masih tak rela meninggalkan kota ini.

Terlebih lagi meninggalkan makam mommy daddy nya dan makam Airin.

"Sa, gue sebenernya juga gak rela ninggalin Arogas. Tapi gue harus kuat demi nemanin lo di Australia." Tutur Arsen.

Cassandra menoleh. "Tapi lo gak benar-benar ninggalin Arogas. Lo masih bisa sesekali pulang ke Indonesia buat Arogas dan orang tua lo. Sedangkan gue? Gue sama sekali gak bisa pulang lagi ke Indonesia."

Arsen tersenyum. "Mau ke sekolah lo dulu gak?" Tanya nya mengalihkan pembicaraan.

Gadis yang tadinya terlihat bersedih itu kini tersenyum lebar. "Ayo!"

- ⛓️ -

Cassandra menatap sendu sebuah gedung di hadapannya.

Di dalam gedung yang tepatnya adalah sekolah lamanya, Cassandra menyimpan banyak kenangan.

Padahal dulunya, cassandra berharap ia bisa lulus di sekolah ini dan merayakan kelulusan nya bersama teman-teman sekelasnya dan javier.

Namun ternyata, itu hanya harapan semata yang tak akan pernah terkabul.

"Gak mau masuk?" Tanya Arsen.

Cassandra menoleh sekilas. "Ayo."

Keduanya kini melangkah memasuki gedung sekolah.

Sekolah tampak sepi dan cassandra yakin, bahwa jam pelajaran telah di mulai sejak beberapa jam yang lalu sebab kini jam sudah menunjukkan pukul 9 Pagi.

Namun saat baru saja memasuki area gedung dan langsung bertemu lapangan outdoor, cassandra justru harus dibuat kaget saat ternyata semua murid tengah berkumpul di lapangan, dengan posisi duduk perkelas.

"Balek aja yok, Mereka kayaknya lagi ada materi di lapangan." Bisik Cassandra pada Arsen.

"Emang biasanya ada materi gitu ya?"

Cassa mengangguk. "Dalam sebulan ada beberapa kali materi di lapangan. Semua murid harus menderita dengarin penjelasan guru dibawah panas nya matahari." Jawab cassandra berbisik.

Arsen mengangguk pelan tanda paham. "Ya udah, ayo ke bandara langsung."

Baru saja hendak berbalik pergi, suara guru dari microphone terdengar menghentikan langkah arsen dan cassandra.

"Selamat datang Aca."

Arsen dan cassandra yang mendengar sapaan itu sontak saling menatap.

JAVIECAS [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang