94. Selamanya...Aku Adalah Milikmu.

206 7 3
                                    


Pagi itu,Harith baru saja selesai mencuci selimut dan seprai serta menjemurnya di atap.
Hari masih cukup pagi,Harith menyempatkan diri mencuci barang-barang yang kotor sebelum menyiapkan sarapan untuk Alucard.

Ketika Diggie melihat Harith menjemur diatapnya,dia mengerutkan dahinya.

" Kau sangat rajin mencuci akhir-akhir ini ya, Harith."

Harith sedikit terkejut,dia segera menoleh kepada Diggie yang menghampirinya.

Diggie lalu memperhatikan satu persatu barang yang Harith cuci.Itu adalah sebuah selimut,seprai dan beberapa potong piyama rumahan yang Alucard pakai,ada juga sepotong celana milik Harith sendiri.Melihat semua itu,Diggie tidak bisa untuk tidak menautkan alisnya.Bagaimana tidak,selimut dan seprai itu,baru semalam dia melihat Harith mencucinya,dan pagi ini Harith kembali mencucinya.

" Aku hanya tidak ingin meninggalkan barang-barang yang kotor,jadi aku mencucinya sebelum disimpan."

Diggie melirik jemuran Harith lagi, terutama selimut dan seprai nya.

" Kalian sudah terlalu banyak memakainya,kau bawa saja pulang semua cucian itu nanti."

Harith menautkan alis." Kau memberikannya padaku?."

Diggie mengangguk.Dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui kenapa Harith selalu mencuci selimut dan seprai itu hampir setiap hari.

Diggie awalnya tidak tau hubungan antara keduanya,dia sangat kaget saat tidak sengaja menangkap suara-suara ambigu dari ruangan yang Alucard dan Harith tempati pada suatu malam.

Tapi sekarang dia sudah mengerti,cara Harith merawat Alucard dengan penuh perhatian,dan juga cara Alucard menatap Harith dengan penuh cinta.Diggie telah memahaminya,mereka berdua saling jatuh cinta.Dia tidak tau kapan hubungan keduanya dimulai,tapi itu jelas sebuah hubungan yang serius,terlalu serius hingga membuat Harith hampir setiap hari mencuci selimut dan seprai yang mereka pakai untuk tidur bersama.

Bicara soal Alucard,kondisinya sudah sangat membaik.Diggie mengizinkannya pulang.Jadi hari ini adalah hari kepulangan Alucard.

Setelah menyiapkan sarapan untuk Alucard,Harith kembali ke kota monasty terlebih dahulu,dia diam-diam melakukan sedikit persiapan untuk menyambut kepulangan Alucard.

Mereka berdua kembali ke kota monasty pada sore harinya.Kembali kerumah mereka yang dulu.Rumah yang sudah Harith renovasi dibeberapa bagian dengan uang yang dia kumpulkan sendiri.

Alucard merasa terharu saat dia menginjakkan kakinya kembali kerumah miliknya.Rasanya sudah bertahun-tahun lamanya dia dia kembali dan tidak menginjakkan kakinya dirumah miliknya ini,dan sekarang dia merasa sangat bahagia bisa kembali kerumah ini,terlebih bersama Harith.

Alucard mengitari setiap sudut rumah dengan diikuti oleh Harith.Tidak banyak yang berubah, setiap sudut rumah terasa sangat familiar baginya.Dari pintu masuk hingga ke halaman belakang rumahnya,semua masih sama.Kenangannya bersama orangtuanya dirumah ini,dan kenangannya bersama Harith,Alucard masih bisa merasakannya.

Ketika melewati dapur,Alucard melihat ada banyak makanan dan buah yang disediakan diatas meja.Alucard menoleh kepada Harith,sudah pasti dia yang menyediakan semua itu.

" Kau selalu mengeluh dengan bubur buatan Diggie.Jadi hari ini,aku menyiapkan banyak makanan yang bisa kau makan sepuasnya."

Alucard mengangguk paham.

" Dan aku juga telah meminta bantuan kepada Granger."  Harith berseru lagi.

Alucard mendelik " Bantuan apa?."

" Untuk pesta penyambutan rumah baru kita dan juga kepulanganmu."

Alucard menautkan alisnya " Pesta?."

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang