64.Panggung Sandiwara

161 19 12
                                    

" Harith menjauhlah darinya. " Alucard berteriak kencang kepada Harith sembari berlari untuk menyerang Alice.

Tapi Harith tidak bergeming sedikitpun.

Alice menarik sudut bibirnya,tidak panik sedikitpun.Dengan tenang,Alice meletakkan kedua tangannya di bahu Harith.Alice bahkan menyandarkan dagunya di pundak Harith yang mana aksinya membuat Alucard semakin berang.

Alucard kemudian melompat untuk menyerang Alice dengan mengayunkan pedangnya.

Dengan cepat Alice melompat untuk menghindari serangan alucard.Alice berdecih,karna mau tidak mau dia harus memisahkan diri dari Harith yang masih tidak bergeming tanpa berkedip.Matanya terus menatap hampa seolah telah kehilangan kesadarannya.

Alucard dengan cepat menghentikan serangannya diudara karna targetnya telah menghilang dari tempat.Dia melompat dan mendarat kemudian bersimpuh dihadapan harith.

Alucard memperhatikan harith sejenak,melihat Harith dalam keadaan baik-baik saja dan tak terluka sedikitpun membuat Alucard menghela nafas lega.

" Aku tidak akan menjadi pahlawan yang terlambat lagi untukmu Harith." Alucard mengusap sebelah pipi harith dengan lembut.

Namun harith masih tidak bergeming.Itu membuat Alice menarik sudut bibirnya.

" leonin itu sudah bukan milikmu lagi,
dia milikku."

Satu kalimat dari Alice langsung membuat Alucard murka.Alucard melemparkan tatapan dengan penuh kebencian yang ada dalam dirinya.Seperti ada kobaran api yang menyala dalam tatapan matanya.

Hal yang paling dia tidak sukai didunia ini adalah makhluk yang mencoba untuk mengklaim harithnya.Harith adalah miliknya dan akan selalu menjadi miliknya.Tidak akan pernah dia biarkan orang lain merebut Harith darinya,begitu kira-kira arti kobaran api yang mata Alucard pancarkan.

Namun itu tak membuat Alice gentar.Alice hanya menanggapinya dengan menggerakkan alisnya sebelah.

" Alu,ada yang aneh dengan Harith. " Granger menyela.Dia Tampaknya menyadari keganjalan yang menimpa Harith.Sedari tadi Harith terus saja diam tak bergeming,layaknya patung yang bernafas.

Alucard meredamkan kobaran api dimatanya,mencoba untuk mendengarkan yang Granger katakan.Alucard kemudian memperhatikan Harith yang ada dihadapannya.leonin itu memang terlihat seperti menatapnya,tapi tatapannya kosong.Tatapan kosong Harith seakan menembus alucard menuju ke dimensi yang tak terlihat.Alucard akhirnya menyadari ada yang tidak beres dengan harith.

" Harith?."

Tak ada reaksi,Harith masih tak bergeming.

Dibelakang sana,Alice terus memamerkan senyum jahatnya.

" Dia tidak akan mendengarkanmu lagi. "

" Apa yang telah kau lakukan kepada Harith? " Kemarahan alucard semakin tersulut.Kobaran api dimatanya bahkan lebih besar dari sebelumnya.Dia memiliki kebencian yang sangat besar kepada iblis wanita itu.Iblis yang membuat hidup harith tidak pernah bisa tenang.

" Haruskah aku menjawabnya?." Tanggapan Alice terdengar menantang.

Itu membuat Alucard menjadi geram,diam-diam dia mengepalkan tangannya hingga urat-urat punggung tangannya menonjol.Alucard terdiam untuk beberapa saat,menatap harith yang masih tidak bergeming didepannya.

Sudah cukup,dia tidak ingin melihat Harith menderita lagi.Hari ini Alucard ingin mengakhiri kegelisahan dalam hidup Harith.Dia ingin Harith hidup dengan tenang bersamanya.Dan ketenangan itu tampaknya akan terwujud dengan satu hal,yaitu melenyapkan iblis wanita yang ada di ujung sana.

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang