"Damian kau prefek kan?"
"Huh, iya?" Damian menatap Cassius dengan aneh. Jelas-jelas temannya itu tau, kenapa masih bertanya?
"Bisakah kau awasi Olive Hornby dan Myrtle Warren untukku? Kamis lalu aku berpapasan dengannya ketika berjalan bersama Riddle, dia menangis dan mengatakan nama Olive Hornby."
"Ada apa?"
"Perundungan mungkin? Ada baiknya kau sebagai prefek mengeceknya juga, bukankah hal itu tidak baik jika dibiarkan?" Cassius berkata lagi sembari mengetuk-ngetuk pena bulu nya diatas meja.
"Tentu... Aku bisa lakukan itu kalau aku bertemu dengan salah satu dari mereka."
"Bagus, ngomong-ngomong kemana Celestia?"
"Kau kekasihnya, kenapa tanya padaku." Damian mendengus heran.
Teman ravenclawnya itu tampak kembali fokus pada tugasnya, sesekali menghela napas melihat buku pelajaran rune kuno yang begitu tebal.
Cassius terkekeh melihatnya, Damian mengambil 8 OWL, dia bilang dia tidak mau sampai menjadi gila seperti Cassius, hal itu sontak hanya dianggap gurauan semata karena dia tau hal itu kalau diartikan lagi bisa saja menjadi sebuah pujian. Yah... Belajar terus sampai hampir gila, itu artinya Damian menganggap Cassius lebih pintar dan rajin darinya kan?
"Ngomong-ngomong, apa yang kau dan Riddle lakukan akhir pekan kemarin?" Damian bertanya.
Cassius menoleh sembari berdehem pelan, menatap buku ramuannya sembari menuliskan beberapa bahan relevan pada penelitian esainya mengenai ramuan 'Tegukan Hidup Bagai Mati' (Draught of Living Death) mantra tingkat lanjut yang belum diajarkan ditahun kelima.
Mantra itu memang sepertinya akan diajarkan ditahun keenam nanti untuk persiapan ujian NEWT, tapi tidak ada salahnya jika Cassius menggunakan ramuan itu sebagai penelitian bukan? Tugas esainya hanya perlu menjabarkan pengertian beserta bahan-bahan, ditambah kemungkinan apa dari efek samping ramuan tersebut untuk jangka panjang dan motif apa saja yang biasa dilakukan penggunanya ketika membuat ramuan tersebut. Beserta komponen-komponen lainnya tentu saja.
Dia tidak mungkin meraciknya sekarang, Prof. Slughorn saja sudah sangat mengapresiasi penelitian Cassius, dia bilang murid rajin yang menggali informasi untuk tahun kedepan itu sangat langka, dan Cassius ingat betul kalau Slughorn juga berkali-kali menyebutkan nama Riddle ketika dia memuji Cassius.
Cassius sendiri tidak mengira bahwa dirinya akan se-rajin ini ketika berada di Hogwarts. Mengingat di Ilvermorny dia bukanlah siswa yang se-rajin itu, mungkin karena tekanan di Amerika sana lebih besar ketimbang disini, jadilah kenapa sekarang Cassius lebih suka menghabiskan waktunya mengerjakan tugas ketimbang melayang menggunakan sapu terbang seperti saat di Ilvermorny.
Damian menjentikkan jarinya didepan wajah Cassius, Cassius terperanjat kemudian menatap temannya itu sekali lagi.
"What's wrong?" Damian bertanya.
Cassius menggelengkan kepalanya sembari menatap tulisan di perkamennya.
"Tidak ada... Nah, kau menanyakan Riddle kan tadi? Tidak ada yang spesial... Kami hanya berlatih duel bersama kemarin." Cassius mengatakannya sambil kembali menulis.
"Kenapa dia mengajakmu?"
"Karena aku temannya?"
"Maksudku.. akhir-akhir ini dia juga sering terlihat berjalan bersama Avery dan Lestrange, dan tidakkah kau sadar? Riddle semakin hari semakin sering terlihat berbaur dengan teman seasramanya, status prefeknya sepertinya berpengaruh begitu besar... Harusnya dia tidak memerlukanmu lagi kalau begitu..." Damian mengatakannya sambil menatap Cassius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running From the Daylight | Male!OC x Tom Riddle
Fanfiction[Cs.Tm] Semenjak melibatkan diri dengan Tom Riddle, Cassius pikir kehidupannya akan menjadi lebih menarik... Yah, dia tidak salah, namun dia tidak bisa bilang kalau dia terkesan dengan akhirnya. Ah tidak, apakah mereka memang pernah bersepakat kalau...