Latihan semakin hari semakin sibuk, hujan dan musim dingin mulai terasa, tim Quidditchnya tak jarang selesai latihan dengan baju kotor dan basah kuyup, latihan mereka sudah ada kemajuan meskipun Damian sering kali mengeluh, pada akhirnya dia tetap saja terus ikut latihan tanpa kenal lelah.
Apalagi akhir-akhir ini sering terjadi hampir 3 kecelakaan mantra sekaligus di aula, November nanti asrama Ravenclaw akan melawan Gryffindor.
Keadaan kedua belah pihak asrama benar-benar saling mengintimidasi, Cassius sudah mendengar bahwa hampir 2 kali Celestia di berikan mantra confundus membuatnya seperti orang linglung.
Kelakuan itu tak lain dan tak bukan pasti dilakukan oleh tim dari asrama Gryffindor, Cassius tau hal semacam ini, prank yang dilakukan masing-masing pihak lawan untuk membuat musuhnya tidak bisa mempersiapkan dengan maksimal pada turnamen Quidditch nanti.
Dan bodohnya Cassius sekarang juga masuk kedalam salah satu target prank itu, kepalanya pusing, dia lambat menyadari bahwa surat cinta ditangannya itu sudah di mantrai atau di beri ramuan?, membuatnya merasakan pusing dan entah kenapa tidak tenang.
Cassius tidak mengerti, dia tidak tau efek dari ramuan atau mantra seperti apa ini, dia menggigil sedikit, melirik kebawah surat cinta itu dan maniknya menyipit.
Emilia Prewett kelihatan sangat cantik sekali ya...? Pikiran Cassius berkabut sedikit, mencoba fokus kembali namun dia terus saja kembali memikirkan perempuan berambut ginger dari asrama Gryffindor itu.
Hatinya menggebu-gebu, napasnya sedikit tercekat dan dia bisa merasakan seluruh darahnya naik keatas kepala dan membuat wajahnya memanas, Cassius melirik kesekitar.
Teman satu asramanya sudah tidur semua, hanya Cassius yang masih terbangun dan tidak fokus diatas kasurnya, pemuda itu menutup mata sebentar, tiba-tiba sangat ingin menemui Emilia Prewett.
"Aku akan berkenalan dengannya...!"
Ucapan itu keluar dari mulutnya dengan mantap, Cassius berdiri dari kasurnya sembari meraih jubah tidurnya untuk menutupi piama yang ia kenakan. Dia lupa semua apa yang sudah ia pikirkan sedari tadi, pikirannya sekarang hanya fokus untuk mencari keberadaan Emilia Prewett.
"Seperti ini rasanya jatuh cinta eh~?"
Suaranya bergema lagi dengan nada nyanyian, Cassius benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan orang yang ia cintai, pemuda itu bergumam nyanyian dalam jalannya melewati ruang rekreasi Ravenclaw yang sudah kosong.
Jelas sekali... Siapa yang akan berkeliaran jam 12 malam diluar kamar asrama coba?
Kakinya berjalan dengan langkah cepat, ingin sekali melompat-lompat saking terasa ringannya namun Cassius tidak melakukannya, kepalanya masih dipenuhi gadis itu.
Kakinya menapak terus, melewati koridor, bersenandung pelan sembari sesekali bergerak lebih cepat menuruni tangga Ravenclaw.
Tidak ada siapapun disana, dirinya bersenandung lagi, dalam hati menyanyikan sesuatu seperti 'cantiknya Emilia~ tidak pernah kutemukan wanits secantik itu~.'
Tanpa terasa kakinya menapak pada anak tangga paling bawah, Cassius berjalan lagi kearah tower Gryffindor dengan senandungan, netranya melirik kesana kemari.
"Winston!"
Sebuah jeritan berbisik terdengar, membuat Cassius menoleh masih dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya, pemuda itu menoleh kebelakang dan mendapati Tom Riddle tampak mengintip pada sebuah celah dari salah satu ruang kelas kosong.
Cassius merinding, pikirannya kembali terfokus untuk mencari Emilia Prewett, dia berbalik untung mengabaikan Riddle namun pemuda Slytherin itu keburu menarik lengannya untuk berjalan menjauh dari arah tower Gryffindor dan lebih menariknya kearah tangga menuju dungeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running From the Daylight | Male!OC x Tom Riddle
Fanfiction[Cs.Tm] Semenjak melibatkan diri dengan Tom Riddle, Cassius pikir kehidupannya akan menjadi lebih menarik... Yah, dia tidak salah, namun dia tidak bisa bilang kalau dia terkesan dengan akhirnya. Ah tidak, apakah mereka memang pernah bersepakat kalau...