29 December 1943Cassius mendongkak merasakan salju menyentuh wajahnya. Diagon Alley dipenuhi oleh para penyihir. Seperti musim dingin biasanya, Cassius kali ini tengah berdiri menunggu antrian panjang menuju toko hadiah.
Pemuda itu membenarkan syal berwarna biru terang yang pekat yang senada dengan warna matanya. Cassius tersenyum kecil dibalik syal tersebut, Tom yang membuatkannya untuknya sebelum dia pulang ke rumah untuk liburan musim dingin.
Kekasihnya bilang itu adalah hadiah untuk ulang tahunnya, Cassius tentu saja menerimanya dengan senang hati. Hadiah sesederhana itu nilainya tidak terhingga jika dari Tom.
Semua pemberian Tom selalu ia simpan dengan baik, meskipun tidak sebanyak itu, Tom hanya pernah memberinya 2 hadiah dan dua duanya adalah hal yang sangat sederhana. Cassius masih menggunakan keduanya sampai sekarang.
Pembatas buku ular dan juga gantungan kunci burung hantu. Meskipun tidak terlihat diluar sebenarnya Cassius menyimpan keduanya dan terkadang memainkannya ketika dia sendirian dan sedang merindukan Tom.
Apalagi dalam waktu beberapa bulan belakang dimana hubungan mereka berstatus 'rahasia'. Semenjak kecelakaan quidditch akhir november lalu, dirinya dan Tom resmi menjadi bahan gosip para siswa hogwarts.
Septimus Weasley bahkan tidak pernah berhenti untuk membicarakan insiden kecelakaan Cassius dengan narasi yang dilebih-lebihkan ketika dia menjadi komentator pertandingan gryffindor melawan slytherin seminggu kemudian.
Cassius maju beberapa langkah untuk menyusul antrian yang bergerak begitu lamban, jika ini bukan karena ritual tiap tahunnya yang selalu mempersiapkan hadiah untuk kenalannya diakhir selama tinggal di inggris, Cassius sudah tidur dan berhibernasi di rumah seharian.
Tapi disinilah dia sekarang, tahun lalu dia tidak sebosan ini menunggu karena dia terjebak di antrian ini bersama Potter dan juga Weasley yang kebetulan mencari hadiah juga. Mereka tahun lalu setidaknya tidak semenyebalkan sekarang.
Dua hari sebelum Tom ulang tahun, Cassius seharusnya mempersiapkan hadiahnya dari lama, karena waktu itu dia pernah memberikan buku serta buku harian, ditambah waktu dia pergi ke panti asuhan tempat Tom tinggal pertama kali dia juga memberikan alat pendeteksi bahaya (sneakoscope) kali ini dia mulai kehabisan ide untuk memberikan apa pada kekasihnya.
--
"Cassius Winston!"
Cassius mendongkak, dirinya tengah berada di jajaran bola-bola berkilau tempat barang-barang sihir yang berhubungan dengan 'masa depan' dan peramal didalam toko yang sedari tadi ia antri.
Ketika dia mendongkak dia langsung bertemu dengan Orion Black yang disampingnya ada Walburga dan juga adiknya itu, siapa eh namanya... Cassius lupa... Al? Alfred? Entahlah... Bocah itu lebih muda 2 tahun dari mereka jadi Cassius tidak terlalu mengurusinya. Lagipula dia anak dari asrama lain, adik kelas yang ia urusi saja dulu hanya Myrtle.
Hagrid tidak dihitung karena Cassius bahkan tidak mengenalnya begitu dekat seperti Tom mengenalnya. Dia dulu hanya menjadi saksi dari bagaimana Tom membantu Hagrid memasukan acromantula ke dalam sekolah. Cassius mengenyahkan pikirannya tentang memori itu, entah kenapa jika dipikir-pikir lagi malah selalu membuatnya berpikir yang tidak-tidak kepada Tom, dulu dia juga sempat begitu juga kan...
"Oh... Halo." Cassius membalasnya tidak bersemangat.
Dia kembali menelusuri barang-barang disekitarnya berusaha untuk tidak menanggapi keberadaan ketiga 'Black' itu.
"Sombong sekali kau, aneh sekali banyak orang lebih menyukaimu ketimbang Tom." Celetuk Walburga tiba-tiba.
Cassius menaikkan sebelah alisnya bingung karena tiba-tiba diejek seperti itu. Wajar dia tidak beramah-tamah dengan mereka, dia barusaja beres mengantri selama sejam penuh! Dan lagi... Mereka siapa memangnya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Running From the Daylight | Male!OC x Tom Riddle
Fanfic[Cs.Tm] Semenjak melibatkan diri dengan Tom Riddle, Cassius pikir kehidupannya akan menjadi lebih menarik... Yah, dia tidak salah, namun dia tidak bisa bilang kalau dia terkesan dengan akhirnya. Ah tidak, apakah mereka memang pernah bersepakat kalau...