Gerimis membasahi sekitaran tempat itu, seorang lelaki berusia hampir 15 tahun itu tampak memasang ekspresi tenang namun penuh penasaran kearah kastil besar dihadapannya, butiran air hujan sedikit membasahinya ketika dia turun dari kapal yang mengantar mereka menyebrangi danau.
Beberapa orang berbicara bahasa inggris dengan aksen yang sangat kental dan agak sulit untuk di artikan ditelinganya, namun dia bukan tipe orang yang sulit menyesuaikan diri.
Kakinya menapak dilantai batu, matanya menatap kesekitar ketika tubuhnya yang jangkung terlihat jelas ditengah-tengah siswa tahun pertama yang kecil.
Beberapa bocah tampak menatap kearahnya dengan penasaran dan dia bisa melihat anak-anak perempuan memandangnya tanpa berkedip, beberapa ada yang cekikikan sembari berbisik pada teman disampingnya.
Pemuda itu melirik kearah seorang guru, yang sejak tadi memandu mereka melewati danau dengan lampu minyak di satu tangannya.
Mereka digiring kedalam kastil, beberapa bersama, melihat kesekeliling pemuda itu bisa mendapati beberapa patung-patung kuno dan lukisan yang bergerak.
Tubuhnya yang tinggi berada dibarisan paling belakang diantara para bocah berusia 11-12 tahun.
"Kudengar ujian masuknya mengerikan!" Bocah didepannya berucap dengan wajah ketakutan.
"Benarkah?" Sementara itu bocah yang diajak bicara tampak memasang ekspresi tidak percaya.
Pemuda itu menggeleng sembari terkekeh mendengarkan kecemasan tidak perlu dari mereka berdua, jelas saja mereka hanya buang-buang waktu, di Ilvermorny ada pembagian asrama, di sekolah ini juga tidak akan jauh berbeda.
Langkah rombongan itu semakin dekat dengan pintu besar yang ada dihadapan mereka, pemuda itu menegakan cara berjalannya sembari memasang senyuman hangat yang lebar.
Tepat ketika pintu besar itu terbuka, mengizinkan semua rombongan itu masuk kedalam aula besar 4 meja panjang dipenuhi kursi-kursi dibagian depan ada meja panjang berisi para profesor, dia semakin melebarkan senyumannya.
Ketika dia menginjakan kaki tepat satu langkah sebelum memasuki aula besar, sesuatu yang cepat membuat dirinya terkejut dan membeku ditempat.
Byurr!!
Guyuran air dingin membasahi seluruh tubuhnya dan suara melengking tertawa terdengar mengudara, suara obrolan di aula tampak berhenti dan atensi mereka teralih pada pemuda didepan pintu, anak-anak tahun pertama didepannya tampak menoleh kebelakang untuk menatap kearahnya dengan tatapan ngeri.
Pemuda itu menatap kearah bajunya yang basah kuyup kemudian mendongkak menemukan sesosok hantu berpakaian nyentrik melayang-layang dan tertawa-tawa mengejek.
"Ada yang sudah terlalu tua untuk mengikuti tradisi tahun pertama disini! Biar kubantu memeriahkan kedatanganmu!"
Suaranya melengking dan dipenuhi tawa yang begitu senang sekaligus mengejek. Melayang-layang memutari tubuh pemuda itu yang basah kuyup.
Cassius Winston tersenyum, giginya bergemelutuk akibat kedinginan sekaligus merasa kesal, jubahnya basah kuyup dan menempel pada badannya, memberikan beban berat sekaligus udara dingin seperti langsung menusuk kulitnya sampai ketulang.
"PEEVES!" Suara jeritan pria terdengar memperingati dan marah dari depan aula. Profesor Slughorn jelas kedengaran sangat terkejut dan ngeri ditengah-tengah suara orang lain yang memenuhi aula.
Begitulah kira-kira hari pertamanya di Hogwarts. Sambutan yang sungguh luar biasa, Cassius merasa sangat tidak yakin kalau keputusan ayahnya memindahkan dia kesini adalah hal yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running From the Daylight | Male!OC x Tom Riddle
Fiksi Penggemar[Cs.Tm] Semenjak melibatkan diri dengan Tom Riddle, Cassius pikir kehidupannya akan menjadi lebih menarik... Yah, dia tidak salah, namun dia tidak bisa bilang kalau dia terkesan dengan akhirnya. Ah tidak, apakah mereka memang pernah bersepakat kalau...