2.2

314 34 19
                                    


Cassius Winston bukanlah orang yang percaya ramalan, namun sekarang dia duduk dikelas ramalan dan harus fokus pada pelajarannya, dia baru sadar bahwa kelas ramalannya itu berbarengan dengan Riddle, dia tidak pernah melihat Riddle langsung masalahnya disini.

Tapi kali ini mereka berdua duduk berhadapan dengan Julius di tengah-tengah meja bundar itu. Sedari tadi seolah menyibukkan diri dengan membaca buku. Karena sedari tadi Cassius dan Riddle sibuk saling bercakap-cakap.

"Bagaimana kau mengikuti semua pelajaran kalau begitu?" Cassius bertanya.

"Seminggu sekali aku ikuti pelajaran yang berbeda, sementara pelajaran lain akan kupelajari dengan meminta bahan ajar dan tugasnya, para professor mengizinkanku melakukannya meskipun Professor Dumbledore tidak ingin aku tidak hadir dikelasnya, setidaknya pelajaran lain memberikanku keringanan,"

"Minggu ini jam yang sama dengan pelajaran ramalan kalau tidak salah adalah Arithmancy kan? Itu berarti setelah ini kau akan menemui Professor Arithmancy untuk meminta bahan ajar hari ini?" Cassius menanyakannya.

Riddle mengangguk, Cassius menatapnya agak ngeri, tidak bisa membayangkan bagaimana sibuknya. Dia saja yang mengambil 10 sudah kewalahan apalagi Riddle.

Pelajaran hari itu diakhiri dengan Professor yang memberikan tugas membuat essay 'mengartikan mimpi'.

Artinya Cassius harus mengingat-ngingat kembali mimpi-mimpi yang pernah ia mimpikan dan menuliskannya dengan data analisis ramalan sesuai dengan dibuku.

Merepotkan sekali... Tapi Cassius harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia pilih, kelas ramalan memang bukan favorit nya, tapi kelas ini lumayan berguna jika dia menimbang-nimbang untuk bekerja di departemen misteri.

Meskipun ibunya bilang Arithmancy akan lebih berguna, karena Cassius bisa meneruskan pekerjaannya sebagai curse-breaker juga, tapi Cassius tidak ingin menjadi curse-breaker. Menurutnya pekerjaan yang berhubungan dengan ibunya tidak akan membuatnya terlalu menyenanginya, lagipula Cassius tidak terlalu suka berhadapan dengan para goblin yang tidak ramah.

Cassius dan Riddle berjalan beriringan, namun kali ini bersama dengan Julius disamping Riddle. Mengabaikan delikan dari Cassius.

"Kalian sejak kapan menjadi teman?" Cassius bertanya, karena jujur dia tidak tahan hanya melihat tanpa bertanya latar belakangnya.

Orang yang berteman dengan Julius itu selalu tidak baik, dan dia tidak mau beranggapan seperti itu kepada Riddle, Riddle setidaknya bisa ditoleransi kan?

Berbeda dengan Julius.

"Sudah lumayan lama, sebelum kau masuk juga Julius memang selalu mengobrol denganku meski tidak sedekat sekarang." Riddle menjawab.

Cassius menoleh pada pemuda itu kemudian mendelik pada Julius yang menatapnya dengan tatapan aneh, tidak mengerti kenapa Cassius menatapnya tajam seperti itu.

"Begitu..."

"Ngomong-ngomong Julius, selamat atas kekalahanmu dari Gryffindor." Cassius tiba-tiba saja ingin mengejeknya

"Sialan kau!"

Julius memasang wajah marah seketika, dia menarik kerah belakang Cassius dengan kesal, Cassius sendiri mengulurkan tangannya melewati punggung Riddle untuk menarik kerah depan Julius.

Keduanya malah jadi saling mendorong wajah masing-masing, Riddle tampak tenang, tidak menghiraukan keributan yang tengah terjadi di kedua sisi sampingnya.

Tangan Cassius masih menarik kerah Julius dan tangan satunya tengah mencubit pipi sepupunya itu sampai merah, sementtara tangan Julius masih berada dikerah belakang Cassius dan satu tangannya lagi tengah menarik rambut Cassius.

Running From the Daylight | Male!OC x Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang