1.8

295 28 24
                                    


Cassius tampak tengah mengenakan mantelnya dan membantu penjaga panti asuhan menyekop salju yang menghalangi jalanan.

"Kau tidak usah membantu padahal nak! Kenapa tidak habiskan waktumu dengan Tom?"

Pria paruh baya itu berbicara, ketika Cassius kini tengah menyekop salju yang berada di pintu masuk panti asuhan dan menyisihkannya kesamping agar tidak menghalangi jalan.

"Tidak masalah... Lagipula semua orang sibuk disini, rasanya sangat aneh kalau aku tidak ikut membantu." Cassius tersenyum kemudian mengembalikan sekop tadi kepada pria paruh baya itu.

"Ada yang bisa kubantu lagi? Mungkin mengecek sepeda, apakah sudah benar?" Cassius bertanya.

Pria itu terkekeh sembari menepuk-nepuk bahunya.

"Tidak usah, itu urusan orang dewasa, sebaiknya kau kembali kedalam."

"Uh... Baiklah."

Sebenarnya Cassius tidak ingub cepat-cepat kembali kedalam, mengingat kejadian tadi pagi, dia masih tidak bisa melupakan bagaimana dekatnya jarak dirinya dan Riddle.

Wangi bunga masih teringat jelas olehnya, Riddle mungkin terpaksa mengenakan sabun atau shampo yang berada dipanti, namun Cassius juga masih bisa mencium aroma lain, contohnya perkamen dan juga sebuah parfum murah dengan sedikit bau musk disana.

Wajahnya memanas, Cassius menarik napasnya dalam-dalam kemudian berjalan masuk kedalan panti lagi.

Beberapa anak tampak tengah bersiap-siap di meja makan yang panjang, Cassius bisa melihat Damian yang tengah duduk disalah satu kursi dan tengah dengan aktif menceritakan sesuatu.

"Here come the youngest brother!!"

Cassius menaikkan sebelah alisnya ketika salah satu anak menunjuk Cassius yang mendekat kearah mereka.

"What does that mean?" Dia menatap Damian.

"Cassius! Damian menceritakan kisah tiga bersaudara, dia bilang kau yang paling kecilll, lalu-lalu! Damian bilang dia yang paling tua! Dan Tom saudara kedua!"

"Benar! Damian paling hebat! Dia mendapat tongkat sihir terkuat katanya, kau hanya dapat jubah tidak terlihat! Dan Tom mendapat batu!"

Cassius mengernyit mendengar ucapannya, dia mendelik kearah Damian yang menyeringai, sialan temannya ini, dia menceritakan kisah anak-anak penyihir dengan mengagungkan dirinya sendiri begitu?

"Oh yeahh~? Kalian dengar akhirnya bagaimana tidak? Saudara termuda hidup sampai dia memiliki anak dan cucu, bagaimana dengan saudara pertama?"

Para anak-anak tampak terkejut dan memekik tidak percaya, mereka beralih pada Damian dan meminta penjelasan.

"Aku tidak mau Damian mati!"

"Benar! Katakan pada kami akhirnya tidak begitu Damian!"

Cassius menatap Damian aneh ketika pemuda itu memasang wajah angkuh sambil memasang wajah sedih dan menenangkan para anak-anak itu.

"Sedang apa?"

Riddle menghampiri Cassius dengan sebuah panci sedang yang ia angkat dengan sebuah kain lap, pemuda itu menyimpannya diatas meja sembari menatap kearah perkumpulan Damian dengan penasaran.

Cassius meneguk ludahnya sembari berdehem, menutup wajahnya sekilas untuk menahan rasa panas yang menjalar ke wajahnya.

"Damian tengah menceritakan the tale of the three brothers, kurasa." ucap Cassius sembari mengangkat bahunya.

Riddle menatapnya penasaran, dia melirik Damian yang masih sibuk menjelaskan kepada anak-anak, kemudian menoleh kepada Cassius.

"Apa katanya?"

Running From the Daylight | Male!OC x Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang