3.9

256 33 5
                                    


Kabut gelap memenuhi tempat itu, sang pria bisa merasakan jantungnya berdegup kencang, tidak karuan. Hawanya begitu dingin dan tidak mengenakan disini. Tanah yang basah dan becek sudah pasti mengotori alas kakinya.

Cuaca mendung dan gelap. Pria itu berusaha berontak, kedua tangannya dicengkram oleh sosok tak berwujud, sekumpulan kabut tebal yang membentuk sebuah jubah.

Perasaan takut menggerogoti tubuhnya, pria itu membuka mulut, berteriak atau setidaknya mencoba untuk berteriak. Namun energinya habis, seolah kehidupan disedot dari dalam tubuhnya, belum sempat sosok dementor yang berada dikedua sisi tubuhnya membawanya sampai ke sel penjara, kesadarannya hilang sepenuhnya.

•~•

Cassius menguap lebar, tentu saja tidak lupa menutupnya dengan telapak tangan. Dia mengucapkan 'selamat pagi' pada kedua temannya didalam kompartemen.

Pemuda itu mengangkat kopernya untuk ia simpan diatas. Di kompartemen ini ada dia, Alexander dan juga Bastian.

Hubungannya dengan Alexander tidak setegang waktu itu setidaknya, mereka berdua memang tidak bermaafan secara langsung, namun mereka tetap berinteraksi seolah tidak pernah ada masalah yang terjadi.

Damian tentu saja berada di kompartemen khusus prefek bersama Tom. Setelah selesai menyimpan kopernya, Cassius segera duduk dikursi kemudian menyandarkan kepalanya pada jendela sembari menguap lagi.

Semester dua tahun ajaran keenam ini sudah dimulai, sekarang minggu kedua bulan Januari, masih ada salju yang turun dan udara nya juga masih lumayan dingin.

Semalam Cassius tidak bisa tidur nyenyak, ibunya tidak ikut mengantarnya kesini karena dia tidak mau melihat Cassius bertemu dengan Tom.

Dia masih sangat memperlihatkan ketidaksukaannya kepada Tom. Ibunya tidak setuju karena Cassius berhubungan dengan laki-laki, ditambah dia adalah seorang muggleborn. Tentunya hal itu membuat sang ibu semakin tidak senang.

Tidak tahu saja ibunya, Tom itu kan seorang keturunan slytherin, kalau ibunya tahu bahwa Tom bisa berbicara parseltongue mungkin saja dia akan menyukai Tom. Lagipula ibunya kan slytherin sejati. Tapi fakta tersebut jelas tidak boleh diberitahu, Tom sudah bilang padanya untuk tidak membocorkan hal itu pada siapapun.

"Cassius, kudengar Prof. Slughorn akan mengadakan pesta minggu depan, apa kau diundang olehnya?" Bastian bertanya.

Pemuda bermarga Crouch itu tidak biasanya memulai pembicaraan, biasanya dia lebih sering menyimak dan bicara seadanya. Cassius mengangguk. Dia memang mendapat surat dari Prof. Slughorn ketika masih dirumah.

Sementara itu Alexander mendengus mendengarnya.

"Kalian berdua diundang? Beruntung sekali." Cibir Alexander kesal.

"Kau sudah mendapat pasangan untuk diajak kesana Cassius?" Bastian bertanya padanya, menghiraukan kekesalan Alexander.

"Yah, siapa lagi? Tentu saja dengan Tom... Lagipula dia juga diundang oleh Profesor Slughorn." Ucap Cassius.

"Oh benar... Masih berpacaran rupanya?" Alexander mendengus geli.

Cassius mendelik kearahnya, tidak benar-benar kesal namun hanya sebuah bentuk ketidaksetujuan saja dengan ucapan itu.

"Aku bahkan sudah bercinta dengannya." Celetuk Cassius santai.

Hal itu sontak membuat kedua temannya langsung melotot dan menatap Cassius dengan ekspresi tidak percaya.

Alexander berpindah untuk duduk disamping Cassius kemudian bergeser mendekat kearahnya, membuat Cassius terhimpit pada jendela. Pemuda ravenclaw itu menatap Alexander heran.

Running From the Daylight | Male!OC x Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang