Enam

34.6K 2.2K 14
                                    

Semua orang sangat antusias karena malam itu, mereka akan pergi ke Echidna. Hari ini manajer store Ranjana yang di Gandaria akan mentraktir seluruh staf kantor. "Wah, umur Om Albert tambah nih," celetuk Chandra sok asik.

"Traktir dong Om. Jangan di Hokben tapinya. Di Lucy In The Sky dong. Atau di Dragonfly gitu..." sambar Cynthia dengan gaya kenesnya.

"Ke Echidna aja deh Om. Pengin nyobain. Konon kan di sana mesti pakai kartu member. Nah Om member sana bukan?" Bobby bertanya. "Kalo bukan sih nggak pake ngaku kalo Om Albert tuh ampuh!" Bobby melengos.

"Ih, maunya!"

"Gimana? Lo mau gabung nggak, Vin? Kayaknya nyawa lo tinggal setengah lembar tuh," tahu- tahu Valyra menyambar.

Davinsha memang baru saja tiba dari Bandung. Dia menjajaki sebuah distro yang rencananya akan diajak bekerjasama untuk menyuplai kaus- kaus untuk segmen gadis- gadis remaja.

Meski pun perginya sama Imelda  dan Danu, tapi mereka gantian menyetir. Davinsha tak tega melihat Danu yang baru saja kebagian tugas mengantar mertua Pak Bos ke bandara sebelum mendadak dapat tugas mengantar Davinsha ke Bandung. Sementara melihat gaya menyetir Imelda, Davinsha yakin bahwa mereka akan sampai di Jakarta minggu depan.

Sebenarnya, yang diinginkan Davinsha malam itu adalah pulang ke kosannya. Mandi dan tidur. Persetan dengan yang lainnya. Dia butuh kasur banget. "Terserah deh," ucapnya acuh tak acuh. "Ngikut ajalah."

"Asyiknya tuh karaokean, biar rame."

"Lantai tiga Echidna ada karaokeannya kok,"

"Berangkaaaattt!"

***

Lantai tiga bangunan tujuh lantai itu memang ditempati oleh karaokean milik Mythology Group. Dikelola oleh Echidna dan jumlah roomnya ada tujuh belas.

Gedung itu memang cukup luas dan kokoh. Warna ash mendominasi bagian luar bangunan dengan interior bertemakan industrial.

Mereka memesan dua room yang paling luas. Satu ruangan cukup untuk menampung sekitar 20 orang. Dan tentu saja ributnya bukan main kayak  lagi di kondangan. Minta ampun bikin pusingnya.

Mana kebanyakan dari mereka itu tak tahu diri. Sudah tahu suaranya jelek, mirip kaleng rombeng diseret di atas aspal pada siang bolong, eh masih nekat nyanyi juga.

Bobby, Rahman, dan Chandra sangat berdedikasi merusak lagu milik Imagine Dragon yang berjudul Bad Liar. Anjas dari bagian gudang malah menyanyikan versi koplo yang dipopulerkan oleh Jihan Audy.

Sementara Fitri merobek gendang telinga Davinsha dengan meneriakkan kata, "Baby you're fireworks..." dan  "Ah ... Ah... Ah... " Bikin Sivan dari marketing menoleh dan menatap dengan penuh minat, setelah setengah jam terakhir dia memperhatikan Dhea yang mojok.

Yang melegakan adalah ketika Yunita menyanyikan lagunya Tata Janeeta yang berjudul "Sang Penggoda"

"Dan ku pernah jadi yang tersayang..."

"Kupernah jadi yang paling kau cinta..."

"Mungkin kau lupa..."

"Dan disaat sang penggoda datang... "

"Kau biarkan dia hancurkan istanaku..."

"Ternyata kau lupa aku ratumu..."

Suaranya Yunita memang enak. Empuk. Tapi lagunya benar- benar bikin depresi.  Melihat Davinsha tampak tak nyaman, Dhea yang  juga ingin kabur karena sejak tadi risi dengan cara Sivan menatapnya itu, menyeretnya ke luar dari ruangan.

UndercontrolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang