Tujuh

30.4K 2K 20
                                    

Giri memang belum melupakannya.  Ia hanya kesal, karena perempuan itu pergi begitu saja setelah membuat Giri kelabakan dengan perasaannya yang berkembang begitu pesat setelah percintaan mereka malam itu.

Waktu itu Giri tidak memakai pengaman, karena belakangan itu, dia tidak lagi aktif secara seksual. Ia takut, perbuatannya akan menghasilkan sesuatu yang disesali Davinsha.

Giri mulai mencari perempuan itu. Ia mulai bertanya- tanya di fakultas komunikasi, tempat Davinsha biasanya nongkrong bareng teman- temannya kalau  tidak sedang bersama Melitha. Hingga ke fakultas ekonomi tempat perempuan itu mengambil program S1 nya. Hasilnya tentu saja nihil. Seolah- olah semesta telah bersekongkol untuk menyembunyikan gadis itu dari dirinya.

Hingga kemudian ia bertemu lagi dengan Melitha yang mengatakan bahwa perempuan itu menyesal sudah memutuskan Giri. "Gimana kalo kita balikan, Gir? Aku nyesel udah mutusin kamu waktu itu. "

"Sori, Mel. Tapi kali ini gue fokus sama kuliah dan kerjaan aja. Lebih baik lo cari cowok yang lebih care sama elo."

Tentu saja Melitha menangis saat itu. Ardha, Bagas dan Danang, sampai heran sendiri dengan sikap Giri saat itu. Mereka bertanya- tanya, kenapa Giri tak mau menerima Melitha yang jelas - jelas sudah tergila- gila setengah  mati padanya. Dan malah bertingkah mirip orang linglung.

"Gue nggak bisa jaga dia."  Giri berkilah

"Yakin cuma itu?" Ardha bertanya dengan mimik tidak yakin. "Bukan karena lo udah suka sama cewek laen? Waktu itu, pagi - pagi gue datang ke kosan lo, gue lihat ada temen si Mel baru aja ke luar dari tempat kosan elo tuh."

Giri melempar tatapan membunuh pada sahabatnya itu. "Yang kos di sana kan bukan cuma gue doang."

Bagas tertawa- tawa menanggapi jawaban Giri yang terkesan sewot. "Gue tahu tuh cewek, Gir. Dia sering banget liatin punggung lo waktu latihan panjat. Cakep sih. Manis. Punya lesung pipit. Gue aja naksir. Tapi kayaknya cuma lo doang tuh yang diliatin kalo lagi latihan. Dan lagi gue gak sudi saingan sama sohib sendiri. Lebih- lebih kalo pilihan udah ditentukan. "

Maka dari itu setelah peristiwa tersebut, Giri semakin menutup diri dari perempuan- perempuan lain yang meliriknya.

Awalnya, ketakutan Giri adalah  sebatas bagaimana kalau  Davinsha sampai  hamil. Pikirannya yang terus menerus  stuck pada perempuan itu, kembali membuatnya mencari dan mencari sampai akhirnya dua tahun kemudian, ketika dia mendapatkan pekerjaan di Bali sesudah lulus kuliah,  akhirnya putus asa dan mengakhiri pencarian itu.

Sekarang perempuan itu muncul secara tiba- tiba di hadapannya.  Seperti diletakkan begitu saja di bawah hidungnya--- di saat ia sudah kembali punya hubungan kembali dengan Mel.

Sejak pertemuan itu, tentu saja Giri merasakan kegelisahan yang luar biasa. Rasa itu tidak bisa diabaikannya begitu saja. Perempuan itu masih begitu cantik. Begitu menarik. Dan sama seperti dulu, membuat Giri hampir kehilangan akal sehatnya lagi.

UndercontrolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang