Delapan

28K 1.8K 13
                                    

"Aku kos di Tebet, Mas. " Setelah dipenuhi keheningan yang senyap dan mengerikan di dalam  mobil yang membawa mereka pulang, akhirnya Davinsha mampu membuka mulutnya.

Ananta mengatakan bahwa mendadak ia ada urusan dengan salah satu kliennya, maka tugas mengantar Davinsha pulang dipasrahkan pada Giri yang menyambutnya dengan wajah datar.

Tadinya, Davinsha tak menyangka bahwa kepulangan Melitha dan pertemuan mereka di Juxe Juice  tempo hari, mendatangkan rentetan pertemuan tak disengaja dengan Ananta.

Hampir setiap hari Ananta bisa ditemukan di mal dekat tempat kerja Davinsha. Mereka kerap makan siang bersama atau sekedar nongkrong bareng di coffee shop setelah pulang kantor. Dan dari situlah awal kedekatan keduanya bermula. Meski demikian Davinsha masih merasa canggung menghadapi lelaki itu.

Tidak jarang pula dalam pertemuan itu Ananta juga turut mengajak Indiana . Dan mendadak, tadi pagi ia mendapatkan undangan makan malam di rumah keluarga Cokrosusilo di Cinere.

"Kamu nggak usah bawa mobil, Vin. Biar aku jemput nanti."

Maka Davinsha meninggalkan Pippa, Toyota Swift putih miliknya itu di kosan. Saat jam menunjukkan angka enam lewat tiga puluh menit, Ananta muncul dengan BMW nya.

Tadinya, ia santai selama di perjalanan menuju rumah Ananta. Hingga ketika ia menginjakkan kakinya di ruang makan keluarga itu, pupilnya membesar. Ia kaget karena mendapati Giri juga ada di sana.

Kehadiran pria itu sungguh- sungguh mengintimidasi Davinsha, entah mengapa. Mendadak, ia jadi gugup. Untuk mengurangi tingkat groginya, Davinsha sengaja lebih banyak berinteraksi dengan Indiana, anak Ananta.

Hanya saja, ketika makan malam berlangsung, Amah, babysitter Indiana langsung mengambil alih gadis kecil itu. Mereka makan dalam diam.

Di keluarga Cokrosusilo yang nota bene masih ada keturunan ningrat Jawa itu, acara makan malam haruslah sesenyap dan sesakral upacara pemakaman. Ayah Melitha Raden Bagus Judho Husodo Cokrosusilo tidak menghendaki ada suara selain dentingan  alat makan.

Sementara ibunya yang berperan sebagai ratu rumah itu, merasa tak ada perlunya berbicara pada teman anak- anaknya. Jadilah acara makan malam itu sekaku dan seformal upacara bendera hari Senin.

Setelah acara makan malam itu, asisten rumah tangga mereka yang bernama Mbak Arti dan Bude Yati, menyajikan kopi dan kue- kue. Pak Husodo menemani mereka ngobrol sambil merokok di ruang tengah. Bu Rukmini, istri beliau pamit untuk istirahat lebih awal.

Saat itu, Davinsha yang tak terbiasa dengan asap rokok, memilih untuk bermain dengan Indiana di taman belakang rumah, hingga empat puluh menit kemudian, Ananta, Melitha dan Giri ikut menyusul.

**

Giri tidak membawanya langsung ke kosan Davinsha, melainkan ke Panda Grill yang ada di Heracleion, yang bertempat di bagian barat Jakarta. Namun protes urung ke luar dari bibir perempuan itu. Ia tahu, Giri sedang sangat gusar.

Mobil akhirnya berhenti di depan bangunan sebelas lantai. Food truck itu menguarkan aroma sedap gurih dari permukaan sosis yang dibumbui yang beradu dengan permukaan panggangan.

Terlihat antrean yang lumayan panjang. Pelanggannya pun terlihat bervariasi. Mulai yang masih mengenakan pakaian kantor, hingga yang kelihatannya belum dapat KTP.

"Kenapa waktu itu kamu ninggalin aku?" tembak Giri tanpa aba- aba. Membuat Davinsha kelabakan menanggapinya. Keduanya masih bertahan di dalam hardtop Giri yang diparkir dekat dengan Panda Grill. Mesin telah dimatikan. Menyisakan keheningan yang menyeruak dan menggusarkan hati keduanya.

UndercontrolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang