Epilog

35.5K 1.6K 160
                                    

"Masukkan santan kentalnya, Davinsha..." Parvati berujar.

Dengan gugup, tangan gemetaran, Davinsha memasukkan wadah berisi 200 mili santan kental. "Aduk jangan sampai pecah santan." Suara Parvati yang besar terkadang masih membuat Davinsha berjengit kaget.

Sementara itu di hadapannya Kennan memegangi kamera digital untuk merekam kegiatan memasak tunangannya itu bersama sang ibu kandung yang punya suara mirip mantan menteri Susi Pudjiastuti.

"Jangan tegang gitu dong, Sayang. Nanti rasanya jadi aneh lho!" goda Kennan sambil terkekeh geli. Davinsha hanya bisa pasrah saja.

Tidak mungkin dia meledakkan kejengkelannya di hadapan calon ibu mertua. Sudah semingguan ini Davinsha ikut kursus intensif memasak dengan calon mertuanya, yang ternyata tidak cuma jago dalam berbisnis, melainkan juga dalam hal mengolah bahan makanan.

Minggu siang ini, Davinsha diajari cara membuat gulai ayam khas rumah makan Padang. Rupanya, selain masakan Bali dan Jawa, Parvati juga menguasai masakan khas Manado, Makassar, dan Sumatra. Tidak hanya itu, rupanya Parvati pernah iseng-iseng ikut kursus masak di Australia. Ia menguasai masakan western dan juga oriental. Mapo tahu bikinan Parvati membuat Davinsha ingin daftar jadi anak kandung perempuan itu.

"Kamu bantuin kek, jangan bisanya cuma jadi tim hore begitu dong!"

"Enggak!" Kennan menggeleng tegas. "Entar aku pijitin kamu aja kalo habis capek masak!"

Parvati hanya menggeleng melihat kelakuan anak bungsunya. "Sana Kennan. Kamu temenin Bianca aja tuh." Usir ibunya.

Bianca adalah anak angkat Parvati. Bayi berusia enam bulan itu ditemukan di toilet sebuah pusat perbelanjaan enam bulan yang lalu dalam kondisi yang mengenaskan. Bianca hampir meninggal karena hipotermia.

Ketika ditemukan, usianya baru saja tiga hari. Sementara itu, Gishantia baru saja mengabarkan kehamilannya.

Semenjak dibawa Kennan ke Seminyak empat bulan yang lalu, Davinsha kini sudah akrab dengan Parvati. Meski rasa groginya belum berkurang juga. Sebab, perempuan yang berusia nyaris tujuh puluh itu tetap punya aura berkuasa yang sulit ditandingi.

Namun Davinsha bisa bernapas lega karena penerimaan Parvati yang terkesan sangat mudah. Hubungannya dengan Kennan pun semakin intens meskipun tidak selalu damai.

Kennan selalu mengeluhkan tentang sikap Davinsha yang dinilainya terlalu mandiri. Davinsha juga kerap mengeluhkan tentang Kennan yang kalau sudah main game bisa sampai tidak tidur semalaman.

Tetapi, di luar itu segalanya berjalan baik. Karena ternyata mereka dapat menemukan penyelesaian masalah tersebut.

"Nanti kalau rasanya aneh, kamu harus mau dihukum ya?"

"Aku doang nih yang dihukum? Ogah!"

"Yah, aku lagi kepingin hukum kamu nih." Ia manyun mirip Kalliste kalau nggak dibagi permen atau jeli sama ibunya.

"Kok kamu makin hari makin absurd begini sih, Ken." Dalam balutan jumpsuit hitam sepanjang lutut dan rambut yang dicepol tinggi, menampakkan leher jenjang wanita itu, Kennan memang bawaannya hanya pengin duduk di sofa sambil berpelukan dengan Davinsha. Seperti yang dilakukannya selama ini.

Tiba-tiba, Kennan meletakkan kameranya, ia kemudian berjalan ke belakang Davinsha, sebelum melingkarkan kedua lengan berototnya ke perut ramping Davinsha. "Kenapa bau kamu mirip tart apel ya? Aku jadi pengin makan nih!" ujarnya menggoda. Lalu mencium titik lembut di leher wanita itu. Membuat Davinsha kegelian.

"Kennan!" Davinsha menegur. "Ini aku mau bawa ke dalam. Kamu jangan gangguin dong!"

"Tapi aku mau makan tar apel sekarang!" erang lelaki itu masih terus menciumi leher Davinsha. "Tahu nggak, bahkan sebenarnya aku nggak suka makan kue. Tapi aku nggak keberatan kalau kue itu adalah kamu!"

Davinsha hanya bisa mendengus. Akhirnya, dia batal membawa masakan yang dibuatnya bersama calon ibu mertua dan malah sibuk meladeni Kennan.

Bersama Davinsha, Kennan selalu seperti menemukan rumah yang sebenarnya. Rumah yang bukan saja jadi tempat ia pulang, tapi rumah yang membuatnya merasa nyaman dan jadi dirinya sendiri. Davinsha membuat Kennan menunjukkan sisi terbaiknya. Dan hal itu membuat lelaki itu merasa sempurna.

**** Fin***

Tamat ya Gengs....


UndercontrolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang