Seharian itu akhirnya Davinsha malah menghabiskan waktu bersama Ananta. Lelaki itu kemudian ke luar sebentar untuk ke butik dan membelikan pakaian untuk Davinsha. Karena pakaian perempuan itu rupanya terkena muntahan dan Ananta sudah menelepon laundry hotel tadi pagi.Ananta kembali dengan tas kertas berisi gaun kuning bertali spaghetti bermotif bunga- bunga. "Vin, saya bawain kamu ini." Ananta menyerahkan goodie bag dengan logo bunga dan tulisan Mandalika. Membuat kedua mata Davinsha membelalak lebar. "Saya nggak tahu kamu suka yang mana."
"Ini Amanda Malika Jafar kan?" Davinsha agak ragu menerima pemberian dari Ananta tersebut. Amanda Malika Jafar adalah desainer Indonesia yang namanya sudah berkiprah di kancah internasional. Karya- karyanya banyak diburu oleh pecinta fashion kelas atas. Dan orangnya sendiri yang misterius, membuat gaun- gaun rancangannya menjadi semakin laris.
"Kenapa? Nggak suka?" tanya Ananta lembut.
"Nggak." Davinsha menggeleng, lalu mengangguk. "Maksud aku, ini terlalu mahal."
"Nggak."
Davinsha masih menatapi gaun kuning itu. Meski warnanya mencorong, tapi jauh dari kata norak. "Ayo, pakai. Habis ini saya anter kamu ke kamarmu."
"Kamarku kan cuma di lantai delapan, Mas." Kata Davinsha. "Eh, kamu nggak bawain tasku, Mas?"
"Nggak nemu," Ananta masih berkata dengan nada yang lembut. Tangannya terulur untuk membelai rambut Davinsha. "Barangkali waktu itu kamu emang nggak bawa tas. Kamu tinggal di dalam?" cara Ananta berbicara dengannya membuat Davinsha jadi agak gimana gitu. Dia tidak tahu bahwa lelaki yang di matanya selama ini punya kesan serius, bahkan tegas pada anaknya sendiri bisa punya sisi lembut.
"Kamu kok malah liatin saya kayak gitu sih? Ada apa?"
"Mas Ananta kalo sama Indiana sama Melitha kok teges banget ya?"
"Tapi ketegasan saya nggak mengurangi rasa cinta saya sama sama mereka. Saya hanya nggak mau Melitha kecewa. Kamu tahu, kalau ayah kami punya lebih dari satu istri? Otomatis beliau juga punya anak selain dari Mami. Sejak dulu, Melitha selalu berlomba sama anak- anak itu, buat ngedapatin hati Ayah. Karena beliau seperti mengadakan kompetisi tak tertulis. Membandingkan antara satu anak dengan anak yang lain."
"Memangnya Mas juga nggak ...."
"Kamu pasti akan terkejut kalau saya bilang, saya bukan anak Pak Judho."
Davinsha tercengang. "Bukan?"
Ananta menggeleng sambil tersenyum. "Saya anak dari saudara perempuan Mami Rukmini. Sejauh ini Pak Judho belum pernah punya anak lelaki. Ironisnya, karena itu juga dia meninggalkan Mami."
Davinsha tidak tahu harus berbuat apa. "Semua yang diberikan ayah angkat saya harus saya bayar, Vin. Termasuk menjaga Melitha supaya dia nggak bikin kacau nama ayah. Kakak Mami nggak menikah. Dia mahasiswi farmasi tingkat yang hamil sama profesornya sendiri. Keluarga besar malu. Karena nggak kuat menerima tekanan, ibu kandung saya ditemukan meninggal di kamarnya. Dia makan banyak sekali obat tidur. Saya baru ikut Tante Rukmini ketika usia saya menginjak lima tahun. Waktu itu beliau sudah menikah selama tiga tahun dan belum dikaruniai keturunan. Berulangkali keguguran. Waktu itu saya dengar Pak Judho sudah menjalin affair dengan salah satu staf di kampus tempat dia mengajar."
Davinsha tidak mampu untuk berkata- kata. Ia pikir selama ini Ananta memang benar-benar kakak Mel. Mengingat perhatian lelaki itu terlihat dan terasa tulus untuk Melitha yang memang kadang kelewat mengumbar sifat manjanya. Dan lagi, wajah Mas Ananta sangat mirip dengan Bu Rukmini yang punya kecantikan klasik khas Jawa. Serta menurut pengamatan Davinsha, wajar bila anak lelaki mempunyai ciri fisik yang mirip ibunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Undercontrol
ChickLitDavinsha tak bermaksud mengkhianati persahabatannya dengan Mel. Segalanya terjadi begitu saja. Hubunganya dengan Giri bukanlah sesuatu yang ia rencanakan. Bertahun- tahun lamanya Giri mencoba melupakan kejadian di kamar kosnya bersama Davinsha. Lel...