Empat

33.1K 2.3K 28
                                    

"Jemput?" tanya Giri sekali lagi. "Emangnya kamu lagi di mana?" Giri baru saja bangun tidur, ketika ponselnya bergetar. Rupanya ada panggilan dari Melitha, perempuan yang sudah dipacarinya hampir setahun ini.

Berawal dari pertemuan tak disengaja di bandara saat pria itu hendak mengantarkan Kemala ke Penang untuk mencari second opinion, mereka berjumpa untuk pertama kalinya sejak bertahun- tahun lamanya.

Walau awalnya Giri tetap dingin - dingin saja menanggapi perempuan itu, namun berkat kegigihannya pada akhirnya sedikit demi sedikit hati Giri mulai luluh. Ditambah lagi dengan fakta bahwa ia menemukan rahasia mantan kakak iparnya yang mau tidak mau melibatkan Melitha di dalamnya.

Melitha adalah mantan kekasih Giri sewaktu masih jadi mahasiswa teknik informatika di sebuah universitas swasta yang terletak di Jakarta Barat, sekitar  dua belas tahun yang lalu. Mereka putus lantaran kesibukan Giri di kampus yang menurut Melitha bisa ngalah- ngalahin kesibukan Bapak Menteri. Melitha tidak tahan terus- terusan diabaikan. Giri terkesan lebih suka menekuni panjatan dinding ketimbang berkencan dengannya. Lebih suka pergi bareng teman-temannya, ketimbang jemput Melitha di mal atau ketika pulang kelewat malam dari kampus. Dan karena itu semua, mereka jadi kerap bertengkar setiap kali bertemu. Hal itu membuat Giri bosan dan kehilangan respeknya pada Melitha.

Giri memang aktif di banyak UKM di kampus waktu itu. Selain untuk mencari kesibukan, dia juga butuh penyaluran emosi yang positif. Naik gunung membantunya untuk mengelola kemarahan yang ia rasakan setelah melihat rumah tangga Kemala berantakan.

Mapala, klub olahraga cabang lari, jurnalistik dan fotografi.  Belum lagi, kuliah di teknik informatika yang ternyata memang tidak segampang kelihatannya.

Dulu jurusan itu memang seolah tidak punya masa depan. Namun, semenjak  terjadinya ledakan internet pada awal 2000an, merajalelanya media sosial,  hingga segala sesuatunya berubah menjadi berbasis teknologi, tidak ada yang lebih disyukuri Giri, Bagas dan Ardha, karena telah merasa mengambil jurusan yang tepat.

Semuanya itu membuat Giri tak memiliki banyak waktu untuk seorang perempuan yang lebih banyak menuntut kehadirannya daripada membuatnya merasakan ketentraman.

Ia ingat, dulu, Melitha lah yang pertamakali nembak lelaki itu. Hampir berbulan-bulan lamanya gadis itu gigih mengejar-ngejar Giri, sehingga membuat lelaki itu risi sendiri. Melihat Melitha yang selalu mencegatnya di depan kelas Giri, membuat lelaki itu merasa terganggu. Terlebih  ketika Melitha mengajak sahabatnya untuk menguntit ke mana pun Giri pergi, pada akhirnya membuat batas kesabaran Giri habis sudah. Lelaki itu akhirnya mengkonfrontasi Melitha agar jangan mengganggunya. Hanya saja, ketika suatu hari Davinsha mendatanginya dan mengajak lelaki itu mengobrol soal Melitha, Giri akhirnya menuruti gadis itu untuk ikut menjenguk Melitha yang saat itu opname di rumah sakit.

Setelah itu mereka jadian.

Tapi itu hanya sebatas status. Setelah menjadi kekasihnya, gadis itu menjelma jadi tukang terror. Sementara  Davinsha sendiri malah akhirnya jarang terlihat  bersama Melitha lagi. Giri malah sering melihat gadis itu kelayapan sendiri di Fikom.

Dan dari situ, Giri jadi sering mengamati sosok Davinsha. Hingga hal tersebut  menjadi awal sesuatu dari situasi yang tak terkendali di luar dugaan keduanya.

Waktu itu Giri baru pulang dari Rinjani untuk yang kesekian kalinya. Ia agak kaget begitu mendapati seorang gadis mungil dalam balutan kaus warna kuning kunyit dan celana pensil menunggu di depan kamar kosnya. "Mas Giri?" gadis itu menyapanya dengan wajah gelisah. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain.

"Ada apa ." ujar Giri datar menjurus ke acuh tak acuh. Tapi, diam- diam ia tertarik mengamati  gadis mungil dengan lesung pipit yang cukup dalam di pipi kirinya itu. Rambutnya yang hitam dan kelihatan  lembut itu tergerai bebas sepunggung. "Ada perlu?"

UndercontrolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang