internal storage is running low

321 43 0
                                    

Walau sekarang adalah malam Rabu, tapi aku tetap menginap di rumah Clara. Jadwal menginap kami memang sesukanya, jadi kami tidak harus menunggu hari libur atau tanggal merah jika ingin saling menginap di tempat satu sama lain. Toh, tempat tinggal kami memang masih ada di daerah yang sama dan tidak begitu jauh dari sekolah.

Dan seperti biasanya saat kami berdua menginap bersama, kami bakal girls talk dan maskeran.

Clara memang tipe yang biasa melakukan 9 step skincare setiap hari. Makanya tidak heran wajahnya jadi mulus dan glowing.

Lalu kami akan saling memakaikan make up, dan mengammbil foto selfie sampai ratusan seperti psikopat. Tapi tidak ada yang akan kami upload. Hanya mendem di hp sampai ribuan sebagai spam yang bikin ponsel selalu menunjukan notifikasi ‘internal storage is running low.’

“Eh, ini cakep deh fotonya. Besok cetak yuk!”

Aku mengangguk setuju. “Boleh. Besok kita cetak pulang sekolah. Semoga sih nggak ujan badai lagi.”

Kami memang biasa mencetak foto kami berdua, lalu kami tempel di dinding kamar dengan aesthetic. Terima kasih Pinterest karena bikin halu lancar jaya dan menginspirasi segala hal terutama dalam hal estetika.

“Ho-oh, tumbenan Jakarta ujan mulu. Untung daerah kita di tempat tinggi, jadi nggak kebanjiran. Eh, yang ini juga bagus. Gue upload di instastory setuju nggak?”

“Boleh, Claraaaaa. Udah lakuin aja apa yang lo mau asal bikin lega. Nanti lo tag gue aja. Gue pasti repost!”

“Gue menyedihkan banget, ya? Segininya pengin nyari perhatian ke cowok. Gue tahu ini tolol, tapi gue beneran kepo sama responsnya aja.”

Its okay. Kalo masih denial memang susah dan lo kalo bucin memang selalu tolol.”

“Heh sialan!” Lalu mata gadis itu memerah lagi. “Tapi serius sih, gue bahkan nggak pacaran sama Kak Kenzo. Cuma suka jalan bareng aja sesekali. Tapi pas tahu kalo ternyata gue bukan apa-apa itu sakit. Sakit banget, Na,” akhirnya ia menangis lagi. Hingga eyeliner yang ia pakai luntur dan make up-nya berantakan.

Begitu kontradiksi dengan foto cantik yang baru saja ia upload.

Karena tidak tahu harus merespons apa, dan aku tahu Clara tidak perlu kata-kata penghiburan, akhirnya aku hanya memeluk gadis itu dan membiarkannya menangis.

Jatuh cinta sendirian memang menyakitkan. Tapi kita juga tidak bisa memaksa orang lain untuk membalas perasaan kita.

Perasaan kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Jadi, setiap rasa sakitnya memang harus kita tanggung sendiri. Karena nyatanya orang lain tidak harus peduli pada perasaanmu, menyakitkan? Yeah, welcome to the reality, babe! Dunia memang kejam. So, make deal with it.

Namun, bukan berarti kita tidak boleh menangis atau mengeluh saat terluka. Sesekali merasa down itu wajar, kok. Karena nyatanya kita memang nggak harus selalu baik-baik saja.

Makanya, saat ini aku akan membiarkan Clara menangis sepuasnya. Sampai ia puas dan lega.

Nggak ada yang abadi di dunia ini. Termasuk rasa sakit. Jadi, pada akhirnya semua pasti akan berlalu. Cuma, sembuh memang selalu butuh waktu.

Move on juga butuh waktu.

Seperti kota Jakarta yang tengah bersedih, malam ini kami juga banyak menghabiskan waktu dengan bercerita yang sedih-sedih. Lalu meyakini kalau move on bakal memakan waktu yang lama, dan down time kayak gini bakal terus berulang lagi dan lagi.

Ya, terdengar menyakitkan. Tapi pada akhirnya semua pasti bakal baik-baik saja. Because nothing last forever.

Setelah membersihkan make up dan memakai piyama tidur. Akhirnya Clara tertidur lebih dulu. Sehingga dengan gerakan hati-hati aku membuka ponselku dan melihat beberapa notif dari instagram.

Ada beberapa like dan komentar. Tapi yang menarik perhatianku tentu saja DM dari seorang Bagaskara.

bagaskara.hartono : cie Lunachantieqcelaluxx udah glow up

Ia mengirimkan perbandingan fotoku hari ini dengan saat kelas 6 SD. Dengan berbagai editan yang bikin emosi—kumis Pak Ogah dan tanduk kebo—sehingga fotoku bentuknya kini sudah tidak karuan. Sumpah kalau cowok itu kini ada di sampingku, dengan senang hati aku akan menempeleng kepalanya sekuat tenaga.

luna.sarasvati : bct
luna.sarasvati : dsr fans

bagaskara.hartono : galeri lo jadi saksi kalo lo lebih ngefans sama gue.

luna.sarasvati : y gue emng sasaeng nyeremin. Makanya jgn main-main sm gue 👹👹👹

bagakara.hartono : atau apa? Lo bakal  koleksi foto telanjang gue terus majang foto gue di langit-langit kamar? Gue emang ganteng, tapi serius itu serem😧😩😩

luna.sarasvati : njs!!!!!!!!!
luna.sarasvati : yg ada gue bkl diem2 msk kmr lo. Mbedah klp lo, trs gue blender dan tbh lo gue tumbalin ke Pantai Selatan biar gue kaya raya!

bagaskara.hartono : WKWKWKWKWKWK
bagaskara.hartono : klp? Apaan klp? Belajar nulis dulu yang bener, dek. Malu sama anak TK kali!

Anjir sialan! Kenapa pakai typo segala sih! Haish, pasti habis ini si kunyuk itu bakal menggodaku habis-habisan.

bagaskara.hartono : dan ketikan lo adalah ketikan paling jelek sedunia.

luna.sarasvati : YAUDAH HGA UHAS BLES
SSSSSS!
luna.sarasvati : btw, iya dedek emng nge-fans bgt ssma si princess gumush. Sampai foto ini pgn gue cetak dn sebar ke semua org. Syg banget kan oto gemes gini tp cumn gue yg tahu
luna.sarasvati : HAHAHAHAHA

Setelah itu Bagas hanya merespons foto yang baru saja aku kirim dengan emotikon marah-marah. Dan aku membalasnya dengan emotikon melet dan sejenisnya. Lalu obrolan kami selanjutnya hanya penuh dengan perang emotikon tidak jelas.

Sebenarnya kami bisa saja berhenti, tapi entah kenapa, jika memang harus berhenti, aku tidak mau obrolan kami berhenti di aku.

Sebenarnya kami bisa saja berhenti, tapi entah kenapa, jika memang harus berhenti, aku tidak mau obrolan kami berhenti di aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
august. (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang