full of secret

219 32 5
                                    

Hari ini gantian guru Bahasa Indonesia yang sedang pelatihan di sekolah lain, oleh karena itu kelasku lagi-lagi kebagian jam kosong. Kami hanya diberi tugas untuk membuat cerpen yang wajib dikumpulkan saat jam istirahat berbunyi.

Tugasku sudah beres sekitar lima menit lalu, sehingga sekarang aku benar-benar bosan setengah mati. Clara memutuskan tidur setelah menyelesaikan tugasnya karena tadi malam habis bergadang nonton Bridgerton Season 3 yang baru saja tayang. Sedangkan Bagas tidak masuk karena sakit.

Kegiatan Bagas memang banyak sekali akhir-akhir ini. Jadi, tidak heran kalau akhirnya ia ambruk dan tubuhnya berteriak minta istirahat. Kadang aku juga heran kenapa Bagas bisa seaktif itu di sekolah, padahal ia hanya perlu ikut satu ekstrakulikuler sebagai penilaian wajib. Dan dengan otaknya yang encer itu, aku yakin ia tetap bisa masuk 3 besar ranking paralel. Toh, ia juga nggak perlu ikut kualifikasi buat beasiswa sepertiku, jadi sorang Bagaskara memang kelewat rajin saja.

Tidak, bukannya aktif di sekolah adalah hal yang buruk. Hanya saja Bagas benar-benar terlalu memaksakan dirinya, sehingga semua kegiatannya benar-benar di luar kemampuan tubuhnya. Robot juga bisa error kalau dipaksa hidup terus-terusan, apalagi cowok itu yang cuma manusia biasa.

Aku yakin, jiwa dan raga cowok itu lelah luar biasa. Makanya, baguslah ia sakit, jadi ia bisa istirahat.

Karena tidak tahu harus melakukan apa, aku pun memutuskan untuk melanjutkan nonton film Falling Inn Love. Romance itu klise, tapi membuat hati hangat.

Dan keningku langsung berkerut saat aku menerima puluhan pesan dari Bagas, yang isinya nggak penting banget! Karena dia cuma kirim gambar meme kucing dan post-an nggak jelas dari akun memeclubindonesia.

Aku memutar bola mata malas, lalu memutuskan untuk mematikan data dan lanjut nonton film di Netflix yang sudah aku download.

***

Jam istirahat akhirnya berbunyi. Aku dan Clara pun memutuskan untuk ke kantin berdua. Karena kantin penuh, akhirnya kami memutuskan untuk membawa makanan kami ke GOR sekalian liat kakak kelas yang sedang latihan basket untuk berlomba di PON.

“Idih, modus amat, Mbak! Sok-sokan bilang pengen makan di GOR biar adem, padahal mah pengen liat Kak Kenzo latian basket kan!” godaku yang sontak membuat kedua pipi Clara memerah.

Dengan salah tingkah Clara menyesap pop ice-nya. “Sstt ... Diem deh, Lun.”

Dan aku langsung ngakak saat melihat respons malu-malu kucing Clara. Masa SMA memang begini kan? Pertama kali jatuh cinta dan nge-crush kakak kelas atau teman sekolah. Jadi bucin tolol yang masih suka denial dan melakukan hal-hal bodoh seperti; ngodein doi di status atau overthinking karena chat belum dibales padahal doi online. Pokoknya hal-hal konyol yang bikin nangis sambil dengerin lagu galau dan akan kita tertawakan saat kita semua sudah dewasa.

Eh, dulu gue se-goblok ini ya....

Eh, dulu gue se-childish dan seegois ini, ya....

Pokoknya hal-hal yang pada akhirnya akan jadi ladang nostalgia. Akan ditertawakan tapi juga akan dirindukan. Oleh karena itu, kita harus menikmati setiap momen yang kita lewati dalam hidup. Karena kita nggak bakal bisa kembali ke masa lalu, dan masa remaja nggak terjadi dua kali. Nikmati setiap momen di dalam hidup, pumpung masih ada, pumpung kita masih diberi kesempatan.

“Bagas gimana? Udah baikan?” tanya Clara setelah menelan takoyaki yang tadi dikunyahnya.

“Kenapa lo nanyain Bagas ke gue? Mana gue tahu! Emangnya gue emaknya! Tapi kayaknya sih masih napas, soalnya tadi pas mapel B. Indo si kampret itu masih sempet nyepam meme nggak jelas ke Line gue!”

“Nah, ini alasan gue nanyain Bagas ke lo, Lun. Karena dari temen sekelas, pasti cuma lo yang bakal dia spamin meme, bahkan saat lagi sakit.”

“Ck, dia begitu karena pengen buat kesel gue aja tau!” dengkusku sebal. “By the way, lo sama cewek yang ngaku ‘pacarnya’ Kak Kenzo gimana? Dia masih suka stalking Instagram lo?” tanyaku mengalihkan topik pembicaraan.

“Kayaknya sih masih. Tapi kemarin Kak Kenzo udah jelasin kalo dia sama cewek ini nggak ada hubungan apa-apa. Mereka cuma temen main doang sejak kecil, tapi kayaknya ceweknya yang salah paham dan akhirnya cemburu. Mereka nggak pernah jadian, cuma sahabatan aja katanya."

Meh, berat emang deket sama cowok yang punya sahabat cewek. Dan melihat Kak Kenzo yang belum nembak lo sampe sekarang, tapi masih ngegantung lo di hateesan—berarti doi masih bingung sama perasaannya. Cuma, Cla, lo harus siap-siap kemungkinan kalian bakal dapet bad ending. No, bukannya gue pesimis, gue cuma mau lo realistis.”

“Gue tau, kok, Luna. Nggak usah khawatir oke? Gue tau hubungan ini nggak bakal ke mana-mana, makanya ekspektasi gue juga nggak ke mana-mana.”

“Bagus kalo gitu. By the way, kira-kira Kak Kenzo bakal ajakin lo ke prom night nggak ya nanti?”

“Kalo ngajakin, tapi guenya nggak ditembak-tembak. Entar gue geplak kepalanya sumpah!”

“Tenang, Sis, gue bakal jadi pendukung setia lo!” ujarku yang akhirnya membuat kami tertawa bersama.

Lalu tawa kami berhenti saat seorang adik kelas menghampiri kami seraya memegang sesuatu berwarna merah dengan malu-malu.

“Kak Luna? Kakak duduk bareng Kak Bagas kan?”

“Ya?” jawabku dengan kening berkerut, karena aku sama sekali nggak mengenal siapapun adik kelas ber-name tag Rose ini, aku nggak mengenalnya sama sekali.

august. (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang