Menyelamatkan Sherly

80 45 33
                                    

"Akira, coba liat itu. Mereka anak buah ayah gue yang disuruh buat jagain Sherly." Karin menunjuk ke arah sebuah mobil berjenis MPV yang sedang terparkir di depan gerbang sekolah.

Akira dan Karin, kini berada di sebuah warung yang tempatnya tidak terlalu jauh dari gerbang Batara Senior High School. Mereka berdua sedang menikmati mie instan sambil menunggu bel pulang sekolah dari sekolah itu berbunyi.

Akira melihat ke arah yang ditunjuk oleh Karin. Dari tempat ia duduk, Akira dapat melihat empat orang pria dewasa dengan pakaian serba hitam sedang tertidur di dalam mobil.

"Empat orang doang?" tanya Akira, mengalihkan pandangan ke arah Karin.

Karin mengangguk. "Iya, Ra. Setahu gue cuma empat orang."

Akira menadahkan tangan ke Karin. "Kar, bagi masker."

Karin membuka tas, mengambil satu buah masker dari dalam kotak yang telah ia beli sebelum pergi ke sekolah ini, lalu memberikannya kepada Akira. "Ini, Ra. lu mau ke mana?"

Akira memakai masker pemberian Karin, menaikan tudung jaket untuk menutupi kepala. "Gue ada rencana, lu cepet pergi ke mobil, sebentar lagi bel pulang sekolahnya bunyi."

Setelah mengatakan itu, Akira bangun dari tempat duduk, berjalan menuju mobil yang sedang terparkir di depan gerbang sekolah. Sedangkan Karin, gadis itu masih diam di tempat duduk, melihat punggung lebar Akira yang sudah pergi menjauhi dirinya.

"Apa yang lagi lu rencanain, Ra?" gumam Karin, melihat Akira yang sudah menyebrangi jalan raya.

Karin mengembuskan napas panjang, bangun dari tempat duduk, membayar mie yang telah Akira dan dirinya makan, lalu segera pergi memasuki mobil dengan membawa dua tas di tangannya. Ia menaruh dua tas itu di kursi belakang, kembali melihat Akira melalui jendela.

Akira mengamati keadaan sekitar. Setelah merasa aman, ia dengan cepat mengempiskan semua ban mobil milik anak buah ayah Karin. Belum puas dengan aksinya, Akira yang melihat jendela mobil terbuka, dengan hati-hati mengambil kunci yang tertancap di stopkontak.

"Sorry, ya, kunci mobilnya gue pinjam dulu," kata Akira pelan, kemudian berjalan menuju mobil milik Karin.

Karin menoleh ke kanan, melihat Akira membuka pintu dan mendudukkan tubuh di kursi kemudi.

"Haus, Ra? Mau minum?" tanya Karin, seraya menyerahkan botol air mineral yang baru saja dirinya minum.

Akira mengangguk, mengambil botol air mineral dari tangan Karin dan meminumnya.

"Thanks, Kar." Akira mengembalikan botol air mineral kepada Karin.

Karin mengangguk, menerima botol air mineral itu dan menaruhnya di cup holder. "Tadi, lu ngambil apaan, Ra? di dalam mobil itu."

Akira menyandarkan kepala di sandaran kursi, menatap Karin, mengambil kunci dari dalam saku jaket.

"Ini, mereka gak bakal bisa lari dari kita." Akira menunjukkan kunci yang sedang ia pegang kepada Karin.

"Genius lu, Ra. Gue aja gak kepikiran sampai situ," kata Karin, seraya melihat Akira dan kunci itu secara bergantian.

Akira kembali memasukkan kunci mobil ke dalam saku jaket, tangan kanannya bergerak menyentil dahi Karin.

Karin mengerang kesakitan seraya mengusap lembut dahinya. "Sakit, Ra."

Akira menyalakan mesin mobil. "Ditahan dulu sakitnya, itu murid-murid udah pada keluar."

Karin mengalihkan pandangan ke arah gerbang dengan tangan masih mengusap dahi.

"Itu, Sherly, Ra," kata Karin, menunjuk ke arah seorang gadis yang baru saja menaiki mobil milik anak buah sang ayah.

Rivalry Or RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang