"Mama..." rengek Alka dengan wajah yang sudah penuh dengan debu.
"Ang..." Rini mengerjap pelan, matanya terbuka melihat Alka yang sepertinya akan menangis.
"Hei...".
Panggil Rini mendekat ke Alka."Dimana mama?". Tanya Alka akhirnya menangis.
Rini memperhatikan sekitar, melihat sebuah tangan yang tergeletak lemah.
"Kau tetap disini jangan kemana-kemana".
Perintahnya.Alka hanya mengangguk, Rini berjalan mendekati tumpukan batu yang menindihnya.
Rini memindahkan batu-batuan tersebut ke tepi jalan. Dia berkedip cepat saat, melihat Alma yang telah pingsan.
Grep!
Rini menarik Alma keluar dengan luka yang sudah berada di tubuhnya. Untung saja Alma belum tertindih sama sekali.
"Hei! bangun...". Tangan lemah Rini menepuk pipi Alma pelan.
"Mama!..." tangis Alka tidak bisa melakukan apa-apa.
"Sudahlah" desis Rini, tanpa pikir panjang langsung menggendong tubuh Alma di punggungnya.
"Cepat lari" suruh Rini pada Alka.
Mereka bertiga berlari, kecil ketika sebuah dentuman keras terjadi, Alka menoleh melihat orang yang terinfeksi kini mengejar.
Rini berbelok memasuki koridor apartemen yang akan menuju tempat tinggalnya.
Dug!
Alka tersandung salah satu anak tangga, hampir saja tubuhnya tergelincir ke bawah. Rini langsung sigap menahannya.
"Hati-hati".
Alka mengiyakan, mereka bergegas berlari secepat mungkin.
🍀***🍀
Cklek!
Pintu apartment dibuka, Rini masuk membawa mereka juga.
Tubuh Alma di letakan di lantai, Rini mengunci pintu cepat.
BRAK!!!!
BRAK!!!!
GRAAR!!!!!!!!!!!
GRAAAR!!!!!!!!
BRAK!
BRAK!!!
Gedoran semakin hebat, Rini mundur menatap pintu tempat tinggalnya takut jika tiba-tiba saja roboh.
Ia berbalik melihat Alka yang tampak gemetar, Rini mendekat bergegas memeluknya.
"Tidak papa... kita aman sekarang".
"Rini!," panggil Sophia.
"siapa yang kau bawa!". Tatapan mata Sophia terlihat marah."Ibu aku bisa jelaskan..." Rini membawa Alka di belakangnya, agar tidak ikut kena amukan Sophia.
"Aku tidak butuh penjelasanmu, jangan-jangan kau bawa orang gila yang baru saja di beritakan!" tuduhnya.
"Tidak ibu". Bantah Rini tentu saja mereka berdua pasti manusia normal.
"Diam! jangan banyak alasan lagi" Sophia mendekat hendak menampar wajah Rini.
"Jangan sakiti dia" Alka tiba-tiba mendorong tubuh Sophia sampai tersungkur jatuh.
"Akh... bangsat," Sophia bangkit menatap Alka penuh kekesalan.
"akan ku bunuh kau bajingan kecil".
KAMU SEDANG MEMBACA
FLU 3
Mystery / Thriller(Seri ketiga : Flu) Aku warisan keluarga Taran... Kini kembali berjuang meneruskan kakakku, menghadapi virus baru... Virus parasit yang sengaja disebarkan di seluruh kota, menyebar melalui sentuhan dan menyerang otak bahkan menggerogotinya hingga ha...