Hide

100 29 9
                                    

Helikopter sebentar lagi akan melakukan pendaratan.

Di dalam heli, Hanah hanya bisa diam terus mematangkan rencananya untuk menaruh cairan penangkal dimakan Rini dan Nathan.

"Dokter Emma, bersiaplah untuk tugas awalmu"
kata Rara.

"Ya"
angguk Hanah singkat.

'Ya! ini tugas awal ku untuk menghancurkan kalian'.

Suasana kembali luput dengan pikiran masing-masing, Hanah melihat sekeliling memperhatikan semua orang yang saling bertatapan serius.

Mereka memang melakukan kontak mata, tapi Hanah tau kalau mereka sedang melamun, memikirkan tugas masing-masing.

Hanah mengalihkan pandangannya kebawah, tepatnya ke kaki Rara. Dia melihat seekor kecoa yang kini akan merambat ke kakinya.

Grep!

Hanah membungkuk, dia mengambil kecoa itu tanpa rasa takut, membuat mata mereka langsung tertuju ke arahnya.

"Ada apa?"
tanya Rara.

"Tidak papa"
geleng Hanah cepat.

Tanpa ada ucapan apapun, mereka kembali fokus pada pikiran masing-masing.

Hanah memasukkan kecoa kedalam kotaknya.

'Kecoa, bekerja sama lah denganku'.

.
.
.

Rotor perlahan berhenti berputar, kini para dokter menenteng tas masing-masing. Tentunya berisi cairan dan beberapa parasit.

Pintu heli di buka, mereka dengan tertib berjalan keluar.

Selama 14 tahun...

Hanah akhirnya menginjakan kaki di tempat dimana dulu ia tinggali.

Lapangan camp.

Sebuah tenda kini terlihat, beberapa orang pria berseragam angkatan udara kini berdiri dengan alat pengecek suhu.

Satu persatu dari para ilmuwan di lakukan pengecekan, Hanah yakin mereka disini pasti untuk mengawasi makam Rini.

Tidak berselang lama, giliran Hanah yang di lakukan pengecekan.

Berada di tengah suasana yang ketat, membuat Hanah berkeringat.

"... 37 derajat" katanya, segera mengizinkan Hanah masuk.

"Huh..." Hanah menghembuskan napas perlahan, dia melangkah memasuki tenda.

'Tunggu! kenapa para tentara mengizinkan ilmuwan Jordan untuk datang? apakah mereka melakukan kerja sama?'

Hanah meletakan peralatannya diatas katil, dia duduk, mulai memakai sarung tangan dan masker gas.

"Emma"
panggil Nancy.

"Ya!?"
sahutnya.

Nancy mendekat, dia memberikan sebuah papan catatan.

"Setelah menaruh parasit, kau harus menandai catatan ini bahwa tugas mu sudah selesai. Lalu berikanlah ke partner lain"
arah Nancy, namun berbisik.

"Kenapa kau berbis--"

"Ssh!"
desis Nancy.
"Ini rencana, kita harus melakukan ini secara diam-diam"

seketika Hanah sadar, bahwa rencana untuk menaruh parasit adalah rahasia. Tandanya para tentara angkatan udara tidak bekerja sama tentang persoalan ini.

"Baiklah" Hanah mengangguk, dia membalasnya sama berbisik.

Nancy berjalan pergi, Hanah meletakan papan catatan di samping tubuhnya.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang