Sweet Encounter

113 24 9
                                    

Aku berjalan menyusuri kota yang kembali sepi, sampai headseat ku kembali mendapatkan panggilan.

"Ya, Gio disini"

"Gio, apakah kejadian ledakan itu merenggut korban?"
tanya prajurit Simon.

"Tidak ada, tapi ada satu gadis yang bersamaku. Aku mengajaknya dari gedung cendrawasih"
jelasku.
"bisakah kau datang menjemputnya? aku tidak mungkin mengajaknya ditengah pencarian Narra"

"Untuk sekarang tidak bisa Gio, kau harus menahannya bersamamu terlebih dulu. Kami sedang mengontrol markas terlebih dahulu"

"... Baiklah"
aku akhirnya mengiyakan.

Panggilan berakhir, aku langsung menatap kearahnya yang tampak begitu lelah.

"Ayo kita istirahat". Ajak ku.

Dia mengangguk singkat, aku mengarahkan jalan sampai kesebuah lapangan kecil, yang sekiranya aman dari FLU.

"Duduklah..."
perintahku.

Dia duduk mulai merenung di tengah dinginnya malam.

"Apa kau haus?"
tanyaku.

"Iya".

Aku bergegas mengambil sebotol air didalam tas, memberikan padanya.

Dia minum begitu rakus, merasa sudah kehausan parah.

Aku duduk disebelahnya, mulai membuka ponsel mencoba menghubungi Lucas. Namun nomernya sama sekali tidak aktif.

"Huh..."
aku menghela napas kasar. Mulai merasa pusing jika harus memikirkan semua ini.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya cemas.

"Ya"
aku mengangguk singkat.

Drrt!

Ponselku berdering, mendapatkan telepon balik dari Lucas.

🍀
.
.
🍀

"Lucas!"

"Ada apa Gio? kenapa kau terdengar panik?"

"Apa yang terjadi? kenapa FLU mendadak menjadi begitu agresif?"

"Benarkah!? bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tau?"

"Begini saja aku akan mencari segera sampelnya, jika aku sudah mendapatkan kabar. Aku akan mengabari mu lagi"

"Baiklah, tolokan berikan kabarnya segera, aku perlu mengetahui apa kelemahan dan dampak mereka"

"Baiklah"

🍀
.
.
🍀

Panggilan berakhir, aku memasukkan kembali ponsel kedalam saku jaket.

"Siapa dia?"
tanyanya penasaran.

"Lucas, kakakku". Kataku singkat, masih ada kesibukan yang harus ku pikirkan.

Dia mengangguk kecil.
"Apa aku boleh tidur sebentar?"
izinnya.

"Silahkan". Aku mengangguk, terlihat matanya sudah benar-benar mengantuk.

Dia merebahkan diri, mulai tidur membelakangi ku.

Aku berharap semua ini akan berakhir secepatnya.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang