Aku berjalan menyusuri lantai yang dingin, bermodalkan cahaya senter sajalah aku dapat melangkah sepuasnya.
"Aku harap dia juga bisa menemukan pintu belakang"
monolog ku.Wush!
Hembusan angin cepat melintas di belakang ku.
Aku berbalik, menyorotkan cahaya senter ke sembarang arah.
'Ada orang. Dia pasti disini'
Tingkat waspada ku kembali meningkat, aku yakin sosok misterius itu juga ada disini.
Chk!
Chk!
Aku menodongkan pistol, tetapi keheningan justru menemani ku.
"Sial! dimana dia?" aku melangkah, mencari sosoknya yang entah menghilang kemana.
Klatak!
Suara barang terjatuh, seketika aku langsung teringat Rini yang sendirian.
"Sial!".
°°°
Rini berjalan penuh waspada, hawa minimarket berhasil membuatnya tidak nyaman.
Wush!
Sekelebat angin berhembus di belakangnya, Rini sedikit menoleh, melihat kebelakang melalui ujung matanya.
Rini mengepalkan tangannya,
"Hak!"
dia berbalik, siap memberikan pukulan.Grep!
Pergelangan tangannya di cengkeram. Dengan berandalkan cahaya bulan, terlihat seorang pria berambut abu-abu kini berdiri menatap Rini dengan alisnya yang mengernyit dan mata merahnya. Tidak lain dan tidak bukan adalah Sylus.
Deg!
Nyut!
Tanda lahir Rini mendadak terasa sakit, membuat matanya sekilas juga berwarna merah. Seolah mendapatkan rangsangan mata darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLU 3
Mystery / Thriller(Seri ketiga : Flu) Aku warisan keluarga Taran... Kini kembali berjuang meneruskan kakakku, menghadapi virus baru... Virus parasit yang sengaja disebarkan di seluruh kota, menyebar melalui sentuhan dan menyerang otak bahkan menggerogotinya hingga ha...