Pursuit

100 28 10
                                    

Di perjalanan tanpa arah, aku melirik sekilas, ke bangku penumpang di sebelahku.

"Hey pendek"
panggil ku.

"Kau memanggilku apa?"
matanya melebar.

"Pendek"
aku sengaja memperjelas.

matanya menyipit, lalu memutar mata keatas begitu malas.

"Tolong ambilkan ponselku"
pinta ku.

Tanpa menjawab, dan dengan patuh dia mengambil ponsel yang berada di tas.

"Ini kan?" tunjuk nya sebelum memberikan.

"Ya benar" angguk ku setelah melirik sekilas.

Dia menyodorkan, aku menerimanya dengan mata yang masih tertuju lurus.

"Trims"

"Ya".

Aku menyalakan layar ponsel, dimana terlihat ada satu panggilan tak terjawab dari Lucas.

Aku mencoba menghubungi balik, tetapi tidak terjawab.

"Ingin menghubungi Lucas?"
tebak nya.

"Iya, tapi tidak aktif" aku mengantongi ponsel di saku.

"Wah, langit akan terang ya"
alih nya.

"Ya, apa kau lelah?"
tanyaku.

"Tidak, mungkin yang paling lelah itu Bundi" dia menoleh kebelakang, menatap Bundi yang tertidur lelap.

"Haha"
tawa ku,
"dia memang anjing yang malas"
lanjut ku.

"Sepertinya semua anjing memang pemalas"

"Itu kau tau"
gelengku dengan kekehan.

BRAK!

Karena kurang fokus, aku justru menabrak seseorang. Aku melepas seatbelt bersiap akan mengecek.

Grep!

"Jangan Gio"
cegahnya.

"Tidak papa" aku melepaskan tangannya, segera keluar dari mobil.

🍀
.
.
.
🍀

Pistol ku todongkan, seorang perempuan kini terduduk merasakan sakit di kakinya.

'Sepertinya dia manusia normal'

aku berlutut,
"Hei"

perlahan dia mulai mengangkat kepalanya.

perlahan dia mulai mengangkat kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang