Figure

104 28 12
                                    

- 17 : 46 P.M -

1 jam yang lalu...

Kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah halaman dekat danau.

Untuk sampai di tempat Lucas, mungkin akan membutuhkan beberapa jam lagi. Alias kami akan sampai besok siang atau sore. Tergantung kendala dan lancarnya perjalanan.

"Hak!" aku menggendong tubuh Alma. Dia sama sekali tidak mau membuka mata.

Aku berbalik, melihat Rakha yang kini menatap wajah Alma lekat. Seolah ingin memeluk Alma erat, sangatlah erat.

"Biar aku yang menggendongnya"
pinta Rakha.

Bruk

Aku melompat turun dari mobil, melihat tangan Rakha yang siap mengambil alih. Aku langsung membelakanginya.

"Untuk sekarang tidak"
jawabku.

Aku melangkah pergi meninggalkan Rakha.

"Rini! tolong carikan tali untuk ku" pinta Narra, karena dia akan mengikat tubuh Gery.

"Baik---"

"Gausah! Rini, mau pijat bahu ku"
potong Audy.

"Cepat Rini"
cuek Narra.

Rini mematung, dia bingung ingin memilih mana. Sedangkan Audy memberikan tatapan melotot agar Rini menolak.

"Rini, bantu Narra"
perintah Rakha.

Dia membalasnya dengan anggukan.

Aku membaringkan tubuh Alma di rerumputan yang tebal.

"Hng..."
matanya sedikit terbuka.

"Kak"
sebut ku.

"Alma!" Rakha menggeser ku, dia berlutut tepat di hadapan Alma.

"... Rakha" lirih Alma. Bibirnya yang pucat seolah ingin mengatakan sesuatu.

"Apa yang ingin kau katakan?" Rakha akan menggenggam tangan Alma.

Grep!

Aku meremas bahunya,
"Kak... "
peringat ku.

Rakha menggertakkan giginya, dia mengurungkan niatnya.

"Dimana---"
Alma menelan ludah,
"--Rini?"
tanyanya.

"Dia sedang membantu Narra"
beritahu Rakha.

"Aku-- ingin bersamanya"
pinta Alma.

"Aku akan memanggilnya. Tunggu lah disini".
Perintahku.

"Pendek!"
panggil ku.

Rora yang tengah membantu Narra mengikat tubuh Gery. Kini menoleh cepat.

"Ya!?"
sahutnya.

"Tolong awasi dia" aku menatap Rakha. Takutnya jika aku pergi meninggalkannya tanpa ada pengawasan. Rakha akan mengambil jalan nekat.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang