Orphans

94 26 8
                                    

Langit terus memancarkan hangatnya matahari, aku hanya bisa merenung sembari terus memperhatikan awan.

Sampai ingatan tentang foto muncul, aku merogoh saku mengambil ponsel Narra.

Ku buka galerinya, melihat salah satu foto yang berada di sebuah album bernama 'masa latihan'.

Klik

Aku menekan album itu, kini muncullah deretan foto-foto yang membuatku mematung.

Aku menekan album itu, kini muncullah deretan foto-foto yang membuatku mematung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Tunggu! kenapa ada banyak foto Nora di dalam ponsel Narra?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Tunggu! kenapa ada banyak foto Nora di dalam ponsel Narra?'

Aku menatap lurus, rasanya sedang di permainkan oleh keadaan.

'Apakah? Nora sebenarnya Narra? tapi siapa perempuan yang berada di wallpaper nya?"

"Ck!"
decak ku.

Aku memutuskan untuk mencari tau lebih lanjut, sebelum mengambil keputusan yang mendadak. Untuk sekarang kondisi Alma dan Alka adalah yang paling utama.

"Kak Gio" panggil Alka, dia akan mendekat namun dihalangi oleh Rini.

"Biarkan"
perintah ku.

Rini akhirnya mengizinkan Alka untuk mendekat, aku memeluk tubuh kecilnya erat.

"Kak... dimana ayah?"
tanyanya penuh rindu.

Karena lelah, aku justru lupa harus mengabari Rakha perihal kondisi ini.

"Alka tunggu sebentar, aku akan menghubungi ayah"
saran ku.

"Iya"
jawabnya.

Aku mengambil ponsel, melihat singal yang sudah kembali muncul. Tidak sia-sia aku naik keatas tower.

Tit!

Tit!

Panggilan sama sekali tidak terjawab, aku tidak menyerah sampai situ. Ku pakai walkietalkie memberikan pesan.

"Kak Rakha... ini aku Gio, datanglah ke lokasi Lucas berada, kau pasti tau dimana tempatnya. Aku memintamu untuk kesana, karena Alka dan kak Alma... sedang bersama ku"
beritahu ku panjang.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang