Wreck

107 24 15
                                    

Langit masih gelap, tapi ku yakin kalau sekarang sudah dini hari. Terasa dari hembusan angin yang menusuk pori-pori ku.

"Hs" desis Rini yang sedang tertidur lelap di samping Alma.

Aku menatap wajahnya, terlihat alisnya yang mengerut menahan sakit. Bahkan aku semakin dibuat tersadar akan beberapa memar di kulitnya yang semakin terlihat.

'Banyak sekali memar. Dia di sakiti atau menyakiti diri sendiri?'

"Gio"
panggil Rakha.

Aku menoleh, wajah Rakha terlihat begitu lelah dari pantulan cahaya lampu jalan yang seiring kali menyinarinya.

"Ada apa kak?"

"Jika kita sudah berhasil menemukan titik lokasi Jordan. Kau dan aku akan pergi menyergapnya---"
rencana Rakha.

Kami saling melakukan kontak mata. Tatapan penuh ambisi terlihat di kedua matanya.

"--kita tidak boleh melepaskannya"

Aku tersenyum kecil,
"Kita akan melakukannya bersama kak. Untuk dunia dan untuk mereka"
aku menatap Alma dan Alka yang masih tertidur nyenyak.

Dor!

Tembakan tiba-tiba saja melesat ke sisi mobil.

"Ada serangan"
sigap Rakha.

Aku menyiapkan senapan, bersamaan dengan mobil yang semakin cepat.

Dor!

Tembakan terus terjadi, tapi aku maupun Rakha sama sekali tidak dapat melihat siapa pelakunya.

"Oh shit! dimana kau"
gerutu ku.

Mereka yang semulanya tertidur nyenyak kini terbangun dengan mata yang masih sayu dan bingung.

Dor!

Satu tembakan berhasil menggores lengan Rakha.

"AKH!"
desis Rakha.

"Sialan!!" aku semakin mempererat senapan, ku sipitkan mata berusaha melihat sekitar.

Penglihatan ku tidak buruk juga saat melihat bayangan seseorang di sebuah rooftop.

"Ketahuan"

Dor!

Aku membalas menembak, tapi sialnya hanya dalam sekali hembusan angin, sosoknya menghilang layaknya ninja.

"Dimana dia?"
bingung ku.

Dor!

Rakha menembakan pelurunya,
"Gio aku melihat bayangan"
beritahunya.

Alisku mengernyit
"Dimana?"

"Di gedung sana" Rakha memberi isyarat pada Rora untuk melambatkan mobil.

Kini mobil berjalan pelan, namun yang membuat ku semakin bingung kenapa sosoknya begitu cepat berpindah tempat.

Dor!

Begitu isengnya, peluru kembali di tembakan bahkan hampir mengenai Alka.

"Kalian, berlindung!"
tegas Rakha.

Mereka berlindung. Hujan peluru yang bisa saja mengenai siapapun jika terlambat melindungi diri.

Dor!

Prang!

Kini peluru diserangkan ke depan, membuat kaca depan mobil pecah dan hampir melukai mereka yang berada di dalamnya.

"Tidak bisa di biarkan" aku memakai teropong, melihat setiap rooftop bangunan.

Saat aku mengarahkan teropong keatas rooftop motel. Terlihat bayangan seorang pria dengan jaket dan rambut yang terkena hembusan angin.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang