Desire

92 18 18
                                    

.
.
.

🎶 nova - whitley (slowed + reverb loop)

.
.
.

Cklek!

Aku membuka pintu, Lucas langsung menatap kami.

"Kenapa?" heran Lucas, karena Gio datang bersama Rakha.

Tanpa menjawab apapun, Rakha menabrak bahuku. Dia dengan nekat akan memeluk Alma.

Grep!

"Jangan Rakha!"
tukas Lucas.

Rakha menepis tangan Lucas,
"Jangan coba-coba menghentikan ku"
tekannya.

"Aku tidak perduli. Ini menyangkut keamanan kita"

"Bangsat"

umpat Rakha.

Aku yang mendengar umpatan Rakha, segera menatap Alka. Mata polosnya hanya bisa menatap sekecewa dan seterpuruk apa ayahnya sekarang.

"Hng" Alma terbangun. Dengan mata sembab yang masih sayu, dia berusaha memperjelaskan pandangan saat menatap kearah kami.

"ada apa?"
bingungnya.

Melihat kondisi Alma yang sudah sepucat itu, seolah tidak ada harapan untuk hidup. Rakha meremas tangannya, matanya membendung air yang membuat semuanya menjadi buram.

"Kenapa kau merahasiakannya pada ku?" ucap Rakha, walau suara mulai gemetar menahan tangis.

Alma hanya bisa menatap, matanya kembali berair.
"Maaf..."

Bruk!

Rakha hanya bisa berlutut, air matanya sudah tidak dapat di bendung. Dia menangis sesenggukan, mengeluarkan semua rasa sakit yang sedari tadi dia simpan.

Alma ikut menangis, untuk pertama kalinya. Dia melihat Rakha selemah ini.

"Maafkan aku Alma... maafkan aku"
gelengnya frustasi.

"Tidak, kumohon jangan seperti ini"

Drap!

Drap!

Derap langkah menerobos masuk kedalam ruangan.

"Hah!" Hanah yang melihatnya hanya bisa tersentak kaget, dengan pipi yang sudah basah.

"Aku tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik untuk mu... ataupun-- untuk anak-anak kita"
Rakha semakin merasa rapuh.

"Tidak Rakha... tidak. Aku mohon, aku mohon" geleng Alma, dia berusaha bangkit dari kasur nya. Namun langsung ku tahan.

Rakha beranjak berdiri, tanpa mengatakan apapun lagi dia berjalan pergi meninggalkan kami.

"Ayah..."
panggil Alka.

Tetapi Rakha tutup telinga dan terus pergi jauh.

Alma beralih menatap Hanah.
"Hanah..."

Hanah menggeleng cepat, dia ikut pergi meninggalkan ruangan. Membuat Alma semakin menangis.

"Sudah kak. Sudah..."
aku menggenggam tangannya erat.

"Aku tidak bisa seperti ini Gio!... aku tidak bisa bertahan"
frustasinya.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang