Isolation

105 28 20
                                    

Rini membuka matanya, dia ketiduran dan sempat bermimpi nyanyian asing yang masih terngiang di kepalanya.

"Kenapa bangun?"
sela Rakha.

"... Tidak papa"
geleng Rini.

Rakha memalingkan wajahnya, memilih tidak memperdulikan hal itu.

Gio datang membawa walkietalkie, memberikannya pada Rakha.

"Aku tau walkietalkie mu rusak. Jadi, untuk sementara pakai punya ku dulu"
saran ku.

"Baiklah"
angguk Rakha.

Dia menerima walkietalkie itu dan segera menghubungi pasukannya yang lain.

Aku memilih duduk di rerumputan tidak jauh dari Rini. Aku memperbaiki ikat sepatu yang sebentar lagi akan terlepas.

"Rini"
Audy datang.
"pijat aku! jangan berlagak sok sibuk"

"... Baiklah"
Rini mengiyakan.

Aku melirik sekilas kearah mereka.

'Kau bodoh Rin...'.

Rini memijat bahu Audy,
"Hm... hm... hm...".
Dia bersenandung kecil.

Mataku membulat saat mendengar senandungnya. Nada lagu yang sering di nyanyikan kak Rini, jika aku sedang ketakutan.

~~~

1 minggu setelah hilangnya Nathan. Tepatnya di lab 2, dimana Habil memimpin.

"Gio? kenapa kau belum tidur?"
tanya kak Rini.

"Aku takut"
jawab ku.

Kak Rini duduk di pinggir kasur,
"Kau takut kenapa? sekarang sudah jam sebelas malam. Apa kau tidak mengantuk?"
tanya nya.

"Benar-benar tidak mengantuk"
geleng ku polos.

"Baiklah, sembari menunggu Lucas kembali. Bagaimana jika aku menyanyikan lagu untuk mu?"
tawarnya.

Aku mengangguk cepat, kak Rini menyuruh agar aku meletakan kepala di pangkuannya.

Tentu saja aku melakukannya. Rambut ku mulai di belai perlahan dengan tangannya.

"There's a whisper in my chest~, it's telling me, the best it's yet to come. ... Hiding in the nigh. Shadows speak, telling me to run... .",

nyanyiannya berhasil membuat mataku memberat. Terasa ada beban yang di letakan di kelopak mataku.

"We had our chance, but it's over now. We gave it all to the lost and found. ... The house is burning, better run for cover~..., run for cover... run for cover",

mata Gio sepenuhnya tertutup, dia melemah karena tidur yang berhasil datang. Memperistirahatkan tubuhnya malam ini.

"Wheels keep turning, and I'm going under... .---",
kak Rini memindahkan tubuh Gio, untuk tidur dalam posisi yang lebih baik.
"-- going... under".

Dia menyelimuti tubuh Gio, mencium pipinya.
"Mimpi indah".

~~~

"Kak Rini..." mataku menatap sosok Rini, sangat-sangat merindukan kakak ku.

"Merindukannya lagi?" timpal Rakha, setelah selesai menghubungi pasukannya.

"... Selalu" aku mengalihkan pandangan, tidak mau memperlihatkan manik mata merah ku.

Rakha duduk di sebelah ku. Dia menatap sosok Rini.

"Bukankah... dia mirip--"

"Tidak!"
bentak ku.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang