Burning

134 27 7
                                    

Hanah sibuk memindahkan barang-barang.

"Emma kau atur kardus sana saja, biar aku yang akan membawanya ke lab"
perintah Nancy.

"Ya". Hanah hanya mengangguk, ini bisa menjadi peluangnya untuk mencari tau tentang barang-barang ini.

Saat Nancy sudah tidak terlihat sosoknya, Hanah mulai memperhatikan setiap sudut, yang ternyata ada dua kamera cctv yang kini bergerak ke kanan dan ke kiri.

Hanah mulai membuat rencana dia pura-pura memindahkan barang, seperti pada umumnya tanpa sikap yang mencurigakan.

Dia berpura-pura mengecek produknya, sampai dia menemukan salah satu yang menarik.

"Jadi para subjek eksperimen di beri makan dengan dosis yang tinggi"
monolog Hanah lirih, rasa bingung dan penasaran mulai melanda pikirannya.

Nancy datang
"Kau sudah menatanya?"

"Ya"
angguk Hanah.

Nancy kembali membawa beberapa kotak, sedangkan Hanah juga mencari tau lebih banyak tentang informasi lain.

🍀***🍀

Namun sudah lama mencari, bahkan Nancy telah selesai, Hanah tidak menemukan informasi apapun selain dosis makanan.

"Sudah selesai ayo kita keluar"
ajak Nancy.

Hanah mengiyakan, seketika dia baru ingat kalau Jordan ingin bertemu dengannya.

"Aku pergi dulu"
pamit Hanah langsung.

Nancy tidak terlalu perduli karena dia tau akan alasan kenapa Hanah terburu-buru.

🍀***🍀

Tepat didepan ruangan Jordan, Hanah masih terlalu ragu untuk masuk, tapi ini rencana yang harus tetap di jalankan.

Dengan rasa berani yang mulai datang, Hanah mengetuk pintunya.

Tok!

Tok!

Cklek!

Pintu terbuka, seorang pria berjas putih membukakan pintu.

"Dokter Emma, silahkan masuk"
sambutnya mempersilahkan.

Hanah menginjakkan kaki kedalam, netranya menangkap Jordan yang tengah duduk membaca sebuah buku ditangannya.

Hanah tidak asing lagi dengan buku itu.

Kota zombie

Perjuangan hidup Arinia Taran, semuanya tercatat dalam buku itu.

Tap

Dia menutup bukunya, meletakannya diatas meja.

"Kau sudah disini,"
dia berdiri,
"ikutlah denganku"
ajaknya.

Hanah mengekori dibelakang, sampai Jordan tampak memasukkan sebuah pin kode di pintu.

Drrk!

Pintunya terbuka, deretan obat-obatan kini terjejer rapi disebuah rak.

Jordan membawa Hanah masuk, mengarahkan ke sebuah rak berisi cairan obat dari tumbuhan dan hewan.

"Darimana kau mendapatkan semua ini?"
cecar Hanah.

"Aku mendapatkannya--"
Jordan tersenyum.
"--maksudku mencurinya"

Deg!

Mata Hanah berkedut
"Mencuri?"

"Ya, salah satu anak buahku mencuri di gedung Cendrawasih"
jelasnya.

"Sial! itu gedung yang paling hebat, tentang obat-obatan"

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang