-05 : 45 A.M-
"Sylus, aku berhasil menemukan lokasi mana yang cocok untuk kita mengintai Lucas"
"Baguslah"
responnya cuek.Bugh!
Dhika melempar backpack tepat di punggung Sylus.
"Bersiaplah goblok"
"Ck!" Sylus berdecak, dia mengambil backpack dengan begitu kasarnya.
"Kau pergi duluan, aku ingin menemui Jordan lebih dulu. Aku lupa mengatakan beberapa hal penting" Dhika menyodorkan ponsel, sebagai map untuknya sampai ke lokasi tujuan.
Sylus memasukkan ponsel kedalam sakunya, dia berbalik akan pergi.
"Dan--"
ulur Dhika,
"--jangan sekali-kali kau melepaskan mereka""Aku tau". Sylus berjalan pergi, tanpa sekalipun kembali menoleh kebelakang.
°°°
Matahari terbit, sengatannya berhasil mengagetkan ku.
"Hah! huh... huh..."
napas ku terengah-engah."Tenang lah... kau aman sekarang"
Rakha menepuk bahuku berulang."Dimana Rin--"
"Aku baik-baik saja"
potong Rini."Harusnya kau mati saja"
timpal Audy."Diam jalang"
umpat Narra."Dih apasih"
sinis Audy sebagai balasan."Kau bisa berdiri?"
tanya Rakha."Ya"
Aku berdiri, di bantu tarikannya.
"Sebenarnya, siapa yang melakukan ini padamu Gio?"
tanya pendek."Anak buah Miko"
"Tidak"
bantah Rini.Seketika semua tatapan langsung tertuju padanya. Termasuk aku yang langsung mengernyitkan alis.
"Apa?"
jawabku."Tidak... maksudku, dia tidak terlihat seperti anak buah Miko"
gugupnya.Mataku menyipit curiga.
"Jangan bilang kau sekongkol dengannya"
tuduh Audy."Apa!" mata Rini membulat, mendengar tuduhan Audy tanpa bukti.
"Jujur saja, kau sekongkol kan!"
"Tidak!--"
"Berhenti menuduh, Audy. Sebelum kau benar-benar mendapatkan buktinya"
lerai Rakha."Kau membelanya lag--"
"Sekarang tinggal beberapa langkah lagi kita akan sampai di markas Lucas. Jangan ada keributan atau kecerobohan".
Pimpinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLU 3
Mystery / Thriller(Seri ketiga : Flu) Aku warisan keluarga Taran... Kini kembali berjuang meneruskan kakakku, menghadapi virus baru... Virus parasit yang sengaja disebarkan di seluruh kota, menyebar melalui sentuhan dan menyerang otak bahkan menggerogotinya hingga ha...