Stolen Drugs

88 25 15
                                    

.
.
.

🎶 Hunted: The Demon's Forge Soundtrack - 20 - Encampment

.
.
.

"Aku harap dia mau melakukan pemeriksaan"
harap Rakha.

"Dia pasti mau. Percayalah"
aku mencoba merasionalkannya.

"Rakha"
sela Narra.

"Ya?"

"Ada sesuatu yang ingin aku dan Kai bahas"
ajak nya.

"Baiklah--"
setuju Rakha. Namun sebelum pergi dia menoleh padaku.
"-- jika kabar tentang Rini sudah ada, langsung beritahu aku"

"Ya, aku akan memberitahu mu".

Mereka berdua berjalan pergi, sedangkan aku menunggu kedatangan Lucas seorang diri.

"DOR!"

"Anji---"
aku mengerem umpatan.

"Haha, kau kaget ya"
tawa pendek puas.

"Dasar cewek sialan"

Plak!

"Jangan mengumpat pada ku bodoh"
dia menampar lengan ku.

"Hss,"
desis ku, menatapnya kaget.
"kau--"

"Ada apa?"
potong Lucas datang bersama Rini.

"Dia mengumpa--"

"Ah, tidak papa" aku melingkarkan lengan di bahu pendek, saat dia berusaha cepu bahwa aku berkata kasar.

"Lepaskan aku"
tepisnya dengan ekspresi sinis.

Lucas dan Rini saling pandang sejenak, lalu kembali fokus pada kami.

"Oh ya. Kita belum sempat berkenalan. Aku Rora" pendek mengulurkan tangannya sebagai tanda jabat tangan.

Lucas tersenyum kecil dan membalas jabat tangannya.
"Aku Ludo Casino"

"Hah?"
pendek mengernyitkan alisnya.

Termasuk aku yang langsung menatap heran kearah Lucas.

"Di singkat Lucas"
imbuhnya.

Seketika wajah pendek berubah datar, dia sudah termakan oleh jokes Lucas.

Mereka melepas jabat tangan.

"Ayo masuk"
ajak Lucas.

"Kalian mau apa?"
tanya pendek.

"Kami akan melakukan pemeriksaan"

"Oh, kalau begitu aku akan pergi" pendek merasa kalau dirinya lebih baik pergi dan tidak mengganggu mereka.

"Tidak papa. Kau bisa ikut masuk" Lucas kembali mengajak, menghiraukan rasa tidak nyaman pendek sekarang.

"Benarkah?"

"Ya, ikut lah"
aku juga mengajaknya.

"Baiklah".
Dia tersenyum senang.

.
.
.

Kami berempat berjalan masuk keruangan pemeriksaan 3. Banyak peralatan-peralatan Jordan yang begitu aneh. Dan di tambah peralatan Lucas yang semakin membuat ku menggelengkan kepala.

"Rini, duduklah disini"
tunjuk Lucas kesebuah kursi.

Tanpa menjawab, Rini duduk. Tetapi terlihat dari raut wajahnya dia merasa grogi.

Lucas mengambil sebuah barang aneh seperti kabel. Dia memakaikan peralatan itu di lengan Rini.

"Maaf Rini, bisakah kau buka mantel mu sebentar"
ucapnya.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang