FLU 3

-Beginning-

"Huh... huh..."
napas ku tersengal hebat.

Tubuh Lay kini di kerumuni para FLU.

"Oh christ!"
aku mengerjap,
"fokus! fokus!"
ku pejamkan mata untuk mengobati sedikit suasana.

"Jangan membuang waktu Gio... kak Alma sekarat"
sadar ku.

Aku membuka mata, dengan penuh kehati-hatian mulai menuruni tower. Sebisa mungkin ku usahakan suhu tetap normal, dan dalam kondisi yang tenang.

Ketenangan adalah kunci dari masalah...

tetapi, sebuah hal yang tidak terduga terjadi.

Tower terasa bergetar,

Srat!

karena kaget, pegangan ku justru terlepas.

"NO!!!"

Grep!

Sebelum terbentur jatuh, aku berhasil berpegangan pada besi tower. Napas ku berhembus cepat dengan debu yang kini berterbangan.

Manik ku tertuju ke bawah, penasaran dengan apa yang tengah terjadi.

GRADAK!

GRADAK!

Tanah semakin berguncang hebat, tubuh ku menegang disaat kawanan FLU mendadak meninggi.

BRAK!!!

GRAAAAAAAAAA!!!!!!!

Tubuh Lay mendadak membesar, mataku membulat seolah akan keluar dari tempatnya.

Pandangan kami bertemu, sebelum terlambat aku bergegas menggapai besi lain, menopang tubuh agar tidak terjatuh.

"GIO CEPAT TURUN!!!" perintah Roy menggunakan pengeras suara.

Aku tidak merespon, memilih fokus pada hidup ku yang berada di ujung tanduk.

"GIO APA KAU TULI!!!"

GRAAAAAAAA!!!!!

Kekesalan Roy, justru membuat Lay semakin marah.

Aku mengarahkan pandangan ke pos, dimana Roy langsung melambaikan tangannya agar aku turun dengan ekspresi kesal.

"FUCK!!!" ku acungkan jari tengah kearahnya.

Apakah dia tidak berpikir kalau turun dari tower setinggi ini tidaklah mudah.

"Jika tau seperti ini, aku lah yang akan menyuruh mu naik"
gerutu ku.

GRAAAAAAA!!!!

BRAK!!

Lay tiba-tiba menabrakkan tubuhnya ke tower, membuat guncangan yang hampir melepas pegangan ku.

Grep!

Aku bergegas meraih besi-besi lain, perlahan mencoba untuk menghindari Lay.

GRAAAAA!!!

KRAT

KRAT

Lay menaiki tower begitu mudahnya, aku meneguk saliva, saat melihat rambutnya yang sudah berubah menjadi parasit-parasit panjang.