Good/Bad

95 24 18
                                    

Mobil Kai berhenti tidak jauh dari lokasi markas Jordan.

"Turunlah, dan katakan pada penjaga kalau kau salah satu petugas medis yang Jordan panggil".
Kai memberikan sebuah kalung tanda pengenal yang telah ia rancang.

"Baiklah" Hanah mengiyakan cepat, segera keluar dari mobil.

Dia berjalan, dan langsung di hadang oleh 2 orang penjaga.

"Siapa kau?" cecar salah satu dari mereka.

"Aku dokter yang di panggil Jordan". Jawab Hanah sesuai yang di perintahkan Kai.

Mereka mengamati Hanah dari atas sampai bawah, begitu lekatnya dan teliti.

"Baiklah dokter Emma, silahkan masuk" penjaga memberikan akses, setelah melihat kalung tanda pengenal Hanah.

Hanah dengan hati-hati berjalan masuk, berusaha untuk tidak menimbulkan kecurigaan sekalipun.

"Dokter Emma!" panggil seorang perempuan.
"apa itu kau?"

"Iya itu aku" Hanah mengangguk, walau tiba-tiba ia merasa berkeringat.

"Aku dokter Nancy, senang bertemu denganmu" tangannya terulur ingin berjabat tangan.

Hanah menjabat tangannya, disertai senyuman terpaksa.

Nancy kini menunjukkan sekaligus menjelaskan banyak hal tentang lorong yang panjang itu. Hanah hanya mengangguk-anggukan kepala saja merasa yang Nancy jelaskan hanyalah omong kosong.

Nancy tiba-tiba berbalik
"Kau bosan ya?" tebaknya sudah tau.

"Tidak..." geleng Hanah cepat.

"Ayolah jangan berbohong aku tau kau bosan, bagaimana jika ku jelaskan tentang subjek eksperimen yang sedang ku buat saat ini?" tawarnya.

Hanah terdiam, baginya ini bisa menjadi petunjuk untuk dikirimkan ke Lucas nanti.

"Itu menarik".

"Baguslah jika kau tertarik, ayo ikut denganku". Nancy segera mengarahkan jalan, ke sebuah deretan anak tangga.

Mereka berdua berjalan naik, sesekali berpapasan dengan beberapa ilmuwan atau dengan anak buah Jordan.

🍀
.
.
.
🍀

Di ruangan Nancy.

Hanah tertegun melihat isi ruangannya, ruangan ini bau sekali obat. Walau Hanah sendiri seorang dokter, dia tidak biasa mencium bau obat berkadar tinggi seperti ini.

"Kemarilah" Nancy membukakan sebuah kotak kaca.

Hanah mendekat, lalu melihat sebuah cacing berwarna putih.

"Apa ini cacing?" tanya Hanah.

"Iya ini cacing, yang sebentar lagi akan melalui tahapan awal"
jelasnya.

"Tahapan awal? seperti apa itu?"

"Cacing-cacing ini akan berubah menjadi parasit putih".

"Parasit putih? belum cukup kasus parasit hitam sekarang mereka akan menciptakan parasit putih?"
batin Hanah kaget.

"Lalu?"

"Di tahapan awal, parasit putih akan dapat mengobati luka goresan ringan. Atau intinya dapat mengobati cedera orang didalam markas ini" jelasnya kembali.

"Maksudmu mereka bisa jadi penawar parasit hitam, dalam tahap-tahapan berikutnya?" tebak Hanah sudah maksud dengan perkataan Nancy.

"Kau pintar sekali Emma, aku tidak menyangka kau sepintar ini". Bangganya.

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang