Under

103 28 9
                                    

Nora ngebut, tapi ketenangan masih belum datang.

BRAK!

Tubuh besarnya, menghalangi jalan. Nora banting setir,

Srat!

ban mobil bergesekan dengan aspal, tubuh ku hampir terpental ke luar.

"Huh..."
aku menghela napas.

Bahuku menegang, disaat tentakel, kini terasa melilit badan truk.

"Tidak! tidak"
geleng Nora.

Mobil semakin terangkat tinggi,
"Kita harus lompat"
perintahku sebelum mobil semakin terangkat tinggi.

"Kau yakin?"
tanya pendek.

"Ya", aku membuka pintu mobil,

Bruk!

pendaratan sempurna berhasil. Aku mendongak melihat pendek kini ikut turun.

Bruk!

Bruk!

GRAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!

Begitu kesal, truk di lempar ke dalam pepohonan.

DHUAR!!

Api dari ledakan truk kini mulai merembet ke pohon-pohon.

Netraku melihat sebuah pintu sewer, kaki ku berlari mendekat. Dan membukanya cepat.

"Hei kalian!"
panggilku,
"kesini!"
tangan ku melambai.

Mereka berlari mendekat, dan mulai bergantian menuruni sewer.

.
.
.

Semuanya sudah berada di bawah, aku bersiap menyusul.

GRAAAAAAA!!!!!!

KRAT!

Tentakelnya bersiap melilit ku,

Brak!

sebelum hal itu terjadi, aku menutup pintu sewer membuat tentakelnya terjepit.

BRAK!

BRAK!

Tentakelnya terayun, aku mengacuhkannya segera melompat dari tangga.

Bruk!

"Ayo"
tuntun ku.

BRAK!

Sebelum melangkah jauh, pintu sewer terbuka lebar. Kepala besarnya memaksa melongok masuk.

"Shit!!! shit!!!!"
umpat ku semakin lantang.

"Lari!"
aku mendorong tubuh mereka berdua.

"Bundi! kau masih ingat bau Lucas kan! segera arahkan mereka kesana!!"
perintah ku.

Guk!

Bundi mengerti, dia berlari membawa mereka berdua pergi.

GRAAAAAAA!!!!!!

BRAK!

Kini reruntuhan kecil dari pintu sewer mulai terlihat. Aku menodongkan senapan, walau matanya sudah tertembak sepertinya dia mengandalkan insting.

BRAK!

Jalan masuk berhasil ambruk, hembusan debu dan napas ku mulai beradu cepat.

Dor!

Dor!

Walau tertutup debu, peluru terus melesat cepat kearahnya.

...

FLU 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang