💫HAPPY READING💫
Sesampainya di rumah, Shaka langsung merebahkan diri di atas sofa, ia mengeluarkan heandphone dan bermain dengan benda pipih itu, padahal Shaka pulang di suruh oleh Mamanya, tapi bukannya bertemu dengan Mamanya terlebih dahulu Shaka malah bermalas-malasan di ruang tengah.
Panggilan telfon menganggu acara nontonnya dan itu dari Mamanya, ia segera mengangkat panggilan itu dan tersenyum lebar saat melihat Mamanya yang bernama Anastasia Yaxley sedang turun dari lantai atas dengan wajah tertekuk kesal.
"Shaka, dimana sih?! Kan Mama suruh cepetan!"
"Masih jauhh, Shaka kena macet!" Shaka berteriak menjawab Anastasia, membuat perempuan yang memakai gaun pendek bewarana biru gelap itu menoleh kearahnya lalu berdecak kesal.
"Dasar anak nakal! Dari kapan kamu sampek hah?" Anastasia berkacak pinggang dan menatap sebal pada Putranya itu.
Shaka mendudukan diri lalu tampak berpikir. "Sekitar 10 menit lalu? Mama terlalu lama, Shaka hampir ketiduran nunggunya."
Melihat wajah tengil Shaka, membuat Anastasia gemas dan langsung melempar bantal sofa ke wajah putranya itu. "Kamu ya! Orang disuruh temuin Mama langsung, malah disini!"
Shaka cengengesan, menggoda Anastasia adalah salah satu kesukaannya saat berada di rumah. Marahnya perempuan cantik yang menyandang gelar Mamanya itu membuat Shaka candu. Dan selalu ingin melihatnya.
"Lagian ngapain sih manggil Shaka? Tumbenan amat. Ini bukan waktunya Shaka pulang tau." Shaka kembali pada posisinya, rebahan seraya bermain handphone.
Anastasia menghela nafas lalu duduk di kursi single sofa, menghadapi Shaka memang perlu kesabaran tinggat tinggi.
"Mama mau nyusul Papa kamu ke Australia, Gabriel gak mau ikut, dia malah mau bareng kamu."
"What?! No! Paksa aja napa sih, masak harus aku yang ngurus tuh bocah songong!" Shaka langsung menolak, jelas saja. Adiknya itu terlalu songong untuk menjadi kesukaan Shaka, terlalu banyak diam dan tentu saja bagi Shaka itu tidak lah seru.
"Shaka, kalian jarang habisin waktu bareng. Kali ini aja." Anastasia membujuk.
Shaka menghela nafas lalu memutar bola mata malas. "Emangnya Mama mau ngapain sih nyusul Papa? Shaka gak mau punya adik lagi ya! Shaka udah gede, malu kalo punya adik lagi, apalagi masih bayi!"
Shaka terus mengingatkan ini pada kedua orang tuanya, mengingatkan jika Shaka tidak ingin memiliki adik lagi. Mengingat Papanya itu sangatlah brutal dalam urusan ranjang, membuat Shaka selalu was-was ketika Papanya pulang atau Mamanya yang mengatakan akan menyusul Papa ke tempat kerja. Takut kebobolan!
"Aduh kamu itu kita banyak bicara, pokoknya Gabriel bareng kamu. Kamu mau tinggal disini atau apartemen?"
"Apartemen lah, males disini. Gak bisa ngapain-ngapain." Shaka menjawab dengan nada tidak santai.
Anastasia menyipitkan mata penuh peringatan. "Awas aja kamu tinggalin adik kamu sendirian, Mama bakal ambil salah satu mobil kamu nanti!"
"Tenang aja, di apartemen Shaka ada cewek, Bocah Songong itu aman sama dia." Shaka melambaikan tangan tanpa beban.
Anastasia menghela nafas mendengarnya, ia tidak akan heran. Shaka ini memang suka bermain dengan perempuan, Anastasia tidak melarang. Asal jangan sampai hamil saja, karena hidup Shaka masih panjang dan Anastasia tidak menginginkan pernikahan muda bagi anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT 21+
Teen Fiction🔞CERITA BERBAU DEWASA🔞 ⚠JIKA TIDAK SUKA SILAKAN SKIP TANPA HARUS MELAPORKAN!⚠ KARENA MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH 🚫YANG DIKIRA!🚫 Red Dangerous Series #01 Di tengah-tengah pusingnya Alyra karena memutuskan keluar dari rumah orang tuanya, Shaka da...