45 - Gedung Belakang🔞

3.5K 64 1
                                    

Halo V-Love apa kabar? Semoga Oktober ini lebih baik dari bulan sebelumnya ya❤️‍🔥😍

💫 HAPPY READING 💫

Seperti yang sudah di rencanakan, Ricky harus mendapat bukti jika Alyra dan Shaka memiliki sebuah hubungan. Jika tidak, maka kesepakatan antara dirinya dan Emilia tidak bisa terjadi, jadi, mau tak mau ia harus melakukan itu. Meskipun Ricky tau jika Shaka adalah orang yang tidak pantas ia ganggu. Tapi demi mendapatkan Emilia, Ricky rela melakukan semuanya.

Beruntung ia dan Shaka berada di kelas yang sama, jadi, peluangnya untuk membuat rencananya berhasil lebih dari besar dari yang ia kirakan. Ricky dengan sangat menghampiri Shaka yang sudah lebih dulu duduk di salah satu bangku. Di depan cowok itu ada Alyra dan Delia.

"Dosennya belum dateng kan, Bro?" Ricky bertanya dengan basa-basi, mendekati Shaka adalah perkara mudah. Cowok itu terlalu humble hingga terkadang membuat beberapa orang mudah mendekatinya dengan tujuan memanfaatkan cowok itu.

"Belum, paling bentar lagi." Shaka menjawab dengan santai, setelah mendapatkan anggukkan kepala dan Ricky. Shaka kembali memainkan handphonenya.

Ricky tersenyum, ia mengeluarkan laptopnya dan menggunakan earphone demi memaksimalkan rencananya. Sebuah vidio erotis langsung muncul di layar laptop, videonya yang kemarin bercinta dengan Emilia memang sempat di rekam. Dan ini memang rencana mereka berdua.

Ricky menyandarkan tubuhnya, berpura-pura menikmati vidio itu dan memastikan jika Shaka ikut melihatnya, beberapa kali Shaka memang melirik vidio itu. Tapi, Shaka mengalihkan pandangan dan kembali sibuk dengan handphonenya. Seolah tidak tertarik. Meskipun aslinya ia memang tidak pernah bisa menolak vidio seperti itu.

Tapi, yang namanya cowok jika di pancing akan luluh juga. Apalagi di pancingnya dengan vidio panas yang membuat tubuh rasanya gerah. Shaka meletakkan handphonenya dan mulai ikut menonton video itu. Ricky membiarkan, karena memang itu rencananya sejak awal. Memastikan Shaka menonton vidio itu dan membuat cowok itu horny.

Shaka bergerak tidak nyaman di tempatnya, begitupun dengan Ricky. Sekarang ini bukan hanya Shaka yang merasakan kepanasan tapi juga Ricky sendiri. Melihat bagaimana Emilia bergerak di atasnya dengan tubuh mengkilap karena keringat membuat penis keduanya bangun tanpa mengenal tempat. Ricky melirik Shaka yang tampak menutupi celananya menggunakan tas.

Karena dosen sudah masuk, dengan terpaksa Ricky mematikan vidio panas itu. Ia melirik Shaka yang kini wajahnya sudah memerah. Beberapa kali ia terpergok menatap Alyra kemudian menunduk dengan mata terpejam. Ricky sendiri juga tidak tenang, penisnya sudah bangun dan ia butuh sesuatu untuk menyalurkannya. Tapi, kali ini ia tidak ingin gegabah dan malah menyebabkan kehilangan kesempatan itu.

Shaka menghela nafas panjang di tempat, sialan sekali orang di sebelahnya ini. Kenapa juga memutar vidio panas di saat akan mulainya pelajaran, dan kenapa juga miliknya baperan hingga melihat vidio murahan seperti itu saja sudah tegang sempurna. Ini namanya menyusahkan Shaka, karena di diamkan menyakitkan dan jika di salurkan tidak mungkin juga.

Ia meremas-remas pahanya sendirinya, merilekskan tubuhnya agar bisa tenang dan tidak meminta hal yang kurang ajar. Jika tidak dalam pelajaran, maka sudah ia menyeret Alyra untuk menuntaskan nafsunya. Tapi, masalahnya ini sedang pelajaran. Bukannya mendapat sex yang ada Shaka malah mendapat amukan dari perempuan itu karena sudah menganggu acara belajanya.

35 menit berlalu, setelah dosen mengakhiri kelas. Shaka langsung berdiri dari duduknya, menghampiri Alyra lalu membawa perempuan itu untuk mengikuti langkahnya. Ia sudah tidak tahan lagi, bayang-bayang vidio panas itu menghantui pikirannya hingga membuat Shaka menghiraukan protesan yang Alyra layangkan.

"Shaka! Ini mau kemana sebenernya?" Alyra menarik tangan cowok itu hingga Shaka terpaksa berhenti dan menatap dirinya dengan tatapan yang Alyra paham betul tatapan macam apa itu.

"Please." Shaka berucap pelan dengan sorot mata memohon, ini benar. Shaka sudah tidak tahan lagi.

"Gila! Ini di kampus, Begok! Kalo ketahuan gimana?!" Alyra berucap dengan kesal, ia menekukkan alis dengan tajam.

"Makanya lo ikut gue, jangan banyak omong!" Shaka kembali menarik tangan Alyra untuk mengikuti langkahnya. Alyra ingin protes. Namun, tarikan Shaka lebih kuat hingga Alyra hanya bisa mengikuti cowok itu.

Shaka membawanya ke arah gedung belakang, gedung yang jarang orang lalui karena tempatnya yang pernah menjadi tempat bunuh diri salah satu siswa. Bulu kuduk Alyra langsung merinding, apalagi ia merasa di perhatikan dari belakang.

Shaka membuka salah pintu yang di kunci, tenang saja, Shaka mempunyai kunci ruangan itu hingga dengan mudah masuk ke dalamnya. Menarik Alyra masuk hingga membuat perempuan itu heran karena tidak seperti di lorong gedung itu yang banyak sekali bangku tidak terpakai dan terkesan tidak terurus. Di dalam ruangan ini malah terlihat bersih sekali dengan 1 lemari kayu, meja, kursi dan tempat tidur yang biasanya Alyra lihat ada di UKS.

"Shaka, ini-" Ucapan Alyra terpotong karena ciuman mendadak dari Shaka, cowok itu menciumnya dengan ciuman menuntut yang tentu tidak bisa Alyra tolak dan malah langsung dibalas.

Shaka menaikkan tubuh Alyra ke atas kasur, membuka paha perempuan itu dengan lebar hingga Shaka bisa berdiri di tengah-tengahnya. Kembali mencium Alyra dengan tangan yang sudah meremas-remas payudara milik perempuan itu.

Alyra mendesah tertahan dengan kepala yang mengadah ke atas, sentuhan Shaka selalu berhasil membuat Alyra terbuai. Shaka beralih untuk mencium leher Alyra. Tangannya secara halus masuk ke dalam baju yang Alyra kenakan dan menyentuh dua gundukan favoritnya tanpa penghalang apapun terkecuali bra yang langsung Shaka tarik ke bawah.

"Shaka, jangan di lepas semua. Kalo ketahuan gimana?" Alyra menahan tangan Shaka yang ingin membuka bajunya.

"Gak akan, gak ada satupun orang tau tentang tempat ini. Terkecuali Red Dangerous."

Mendengar hal itu, mau tak mau Alyra menuruti apa yang Shaka lakukan padanya. Termasuk membuka seluruh pakaiannya hingga Alyra telanjang bulat saat ini.

"Pretty," komentar Shaka saat melihat Alyra yang sudah tidak memakai apapun.

Alyra tersenyum, ia menarik tangan Shaka dan kembali menyatukan bibir mereka berdua. Tangannya bergerak untuk menyentuh penis Shaka yang masih berada di balik celananya.

"Shit, Alyra!" Shaka buru-buru membuka celananya, mengeluarkan penisnya yang sudah sejak tadi berdiri sempurna.

Mengocoknya sebentar sebelum ia masukkan pada vagina Alyra, tidak ada gunanya menunda terlalu lama. Shaka sudah sangat nafsu sekarang ini.

"Aaahh." Keduanya mendesah secara bersama dengan kepala terangkat saat milik mereka menyatu dan menyebabkan rasa nikmat yang langsung membuat keduanya terbuai.

Shaka mulai bergerak perlahan, ia memegang tangan Alyra dan mulai memompa. Memperhatikan bagaimana miliknya keluar masuk dari vagina Alyra, hal itu itu membuat Alyra malu. Sehingga Alyra menarik dagu Shaka untuk di ajak berciuman.

"Ssshh ini enak banget, Ly." Shaka memberi komentar lalu memasukkan salah satu payudara Alyra ke dalam mulutnya.

Alyra tidak membantah ucapan Shaka, karena ini memang sangat nikmat. Alyra tidak mengerti bagaimana sebuah sex bisa senikmat ini.

Alyra memegang kedua bahu Shaka untuk mencari pegangan ketika tubuhnya tersentak-sentak karena pompaan Shaka.

Keduanya terlalu menikmati aktivitas mereka hingga tidak menyadari jika sedari tadi ada orang yang mengintip mereka dari jendela. Tersenyum licik karena merasa misinya sudah berhasil.

Setelah memastikan hasil fotonya jelas, Ricky langsung mengirimkannya pada Emilia. Setelah ini, Ricky pastikan jika Emilia akan menjadi miliknya. Persetan dengan resiko yang akan dirinya dapatkan jika ketahuan ikut campur dalam urusan Shaka yang notabenenya adalah anggota Red Dangerous.

Demi Emilia, Ricky rela melakukan segalanya.

💫TO BE CONTINUED 💫

FRIEND WITH BENEFIT 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang