38 - Rencana

1.3K 60 4
                                    

Halo V-Love! Maaf ya baru bisa update, Queen lagi sibuk banget jadi jarang ada waktu untuk update🥺

Semoga suka ya!❤️‍🔥 Terimakasih untuk kalian yang sudah mampir di KaryaKarsa 🖤

💫 HAPPY READING 💫

"Kalo kesepakatan berubah gimana? Lo jadi pacar gue, asal lo gak pergi dari sini. Gimana?"


Alyra menatap Shaka dengan lesu, Alyra ingin menjadi pacar Shaka. Tapi bukan begini caranya, tidak dengan meninggalkan Mama-nya di saat Olivia sudah mengorbankan semuanya demi Alyra.

"Shak, lo tau gue gak bisa lakuin itu."

Shaka menghela nafas panjang, ia ingin marah tapi entah kenapa Shaka sadar jika ia tidak bisa menahan Alyra jika itu tentang orang tua. Jadi, yang di lakukan Shaka turun dari atas ranjang tanpa bicara dan pergi ke kamar mandi. Alih-alih mengumpati Alyra karena kesal.

Alyra yang melihatnya hanya bisa memasang ekspresi murung, sudah di pastikan jika cowok itu akan marah dan tidak lagi berbicara dengannya. Bahkan paling parah Shaka akan langsung menyebarkan aibnya pada seluruh siswa di V-Lova Universty.

Ya, setidaknya Alyra harus menyiapkan diri untuk menjadi bulan-bulanan para anak kampus terutama para fans Shaka yang pasti akan mengambil start duluan untuk membully-nya.

•V-Love•

Apa yang di pikirkan Alyra dan apa yang terjadi di kampus sangat lah jauh berbeda, tidak ada tatapan sinis atau ujaran kebencian saat Alyra datang ke kampus bersama Shaka. Malah semuanya terlihat biasa saja, seakan Shaka tidak atau malah belum menyebarkan aib-nya.

Alyra melirik pada Shaka yang berdiri di samping mobil dengan tatapan yang lurus ke arah gerbang, semenjak percakapan tadi pagi, Shaka tidak lagi berbicara padanya. Membenarkan asumsi Alyra jika cowok itu pasti marah.

"Shaka, gue ke Delia dulu, ya?" Takut-takut Alyra berbicara pada Shaka, tidak ingin melihat ekspresi marah Shaka yang pasti akan membuatnya kecewa.

"Iya, kalo mau pulang jangan lupa kabarin gue."

Alyra mengerjap lucu, apa ini? Kenapa Shaka tidak terlihat marah dan terdengar ketus, malah memasang wajah biasa saja.

"Ehh, lo gak marah?' Alyra bertanya dengan ekspresi bingung, padahal perempuan itu sudah membayangkan wajah datar dan nada ketus Shaka saat berbicara.

"Kenapa harus marah? Orang cuman ke Delia doang."

"Bukan ituuu, tapi soal kejadian tadi pagi."

Shaka tampak berpikir sebentar sebelum kembali menatap Alyra. "Enggak marah, biasa aja."

"Terus kenapa gak ngomong lagi dan malah diem aja?" Alyra bertanya dengan tidak sabar, kelakuan Shaka ini memang sering di luar nalar manusia.

"Males aja, lo nolak gue buat jadi pacar." Shaka mengangkat bahunya acuh.

"Ihh bukan nolak lo! Cuman ya gitu. Gue gak bisa ninggalin Mama di saat Mama udah pilih gue ketimbang dua orang sialan itu."

"Duh, iya-iya! Bawel banget lo, udah sana. Katanya mau ke Delia, gue masih nungguin Red Dangerous."

"Ya udah kalo gitu, gue duluan. Bye, Shaka."

FRIEND WITH BENEFIT 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang