Bab 24 - Ketulusan Abil

1.6K 271 35
                                    

"Iya ka?"

"....."

"Oke oke kak, saya kesana."

Obrolan se-singkat itu tapi bisa Abil tebak dengan cepat, sudah pasti managernya meminta Fero datang ke kantor. Apakah sebuah foto bisa se-fatal itu jika tersebar?

"Bil, ka Rara suruh saya ke kantor. Kamu mau ikut?"

"Mau ka, ayo pake motorku aja biar kita cepet sampai" usulnya.

Ide bagus, dan Fero menyetujuinya.

Mereka lekas pergi setelah Fero mengunci pintu rumahnya. Saking cepatnya melajukan motor, Fero hampir menabrak bapak satpam yang tiba-tiba berdiri di depan gerbang. Salah siapa, tentu salah si bapak.

"Ehhhhhh, nggak cewenya nggak cowonya mau nabrak saya terus. Untung nasib saya baik jadinya gak kena deh."

"Maaf pak, saya lagi ada urusan jadi gak bisa canda dulu" ujar Fero yang malah membuat si bapak mendekat ke arah motor mereka.

"Ohhh pantesan kalian pacaran, ternyata serasi tohh. Cantik dan ganteng nya pas gituloh.."

Haduh, raut wajah Abil sudah berubah merah. Panik setengah mati. Kan tadi Abil hanya berbohong. Si bapak malah mengungkit, bagaimana jika Fero bertanya? Abil menjawab apa? Haduh, rumit.

"Pak, kita gak paca . . ."

"Oh tentu pak! Mas Fero mah emang ganteng dan saya akui saya cantik pak. Makasih, tapi maaf kami lagi buru-buru, permisi ya pak!"

Abil refleks menepuk pelan lengan Fero agar kembali melanjutkan laju motornya. Bisa-bisa Abil ketahuan bohong jika terus meladeni pak satpam.

Setengah perjalanan, Fero mencerna ucapan Abil. Ia meyakinkan diri soal panggilan Abil padanya di depan pak satpam. Fero tidak mungkin salah dengar, jelas-jelas Abil menyebut dirinya mas bukan kak. Dan lagi, Abil tidak menampik pencetusan status mereka. Pacaran, kata pak satpam. Abil justru malah pamit. Sebenarnya ada apa dibalik ini?

Pak satpam kenapa juga bisa menuduh mereka pacaran?

Abil juga diam, berharap Fero tidak mencurigai kekonyolan yang ia perbuat. Semoga saja, Fero tidak mengungkit apapun meski terdengar aneh.

"Bil . ."

Haduh, Abil sudah takut saat Fero memanggil namanya. Belum juga apa-apa, Abil sudah harus menyerahkan perasaan saja.

"I-iya kak"

"Tadi bukannya manggil mas ya, ga papa kalo mau panggil mas"

Nah kan!
Sifat jail Fero memang kadang menyebalkan. Lihat saja pria itu malah terkekeh kecil melihat ekspresi Abil dari kaca spion.

"Apasih kak!"

Abil mengalihkan matanya, yang Penting tidak melihat arah kaca saja. Ia membuang ke sembarang arah. Wajahnya sudah panas sebab Fero tak lepas tersenyum sembari memperhatikan Abil dari kaca.

Tiba-tiba saja, Fero mempercepat laju motor sampai Abil tersentak kaget dan tangannya yang semula terkulai di atas paha tiba-tiba berpindah begitu saja melingkari pinggang Fero dari belakang.

Saat gas nya di tarik, Abil tentu kaget dan takut jatuh. Sebab itu tangannya ia pindahkan memeluk Fero.

"Kak Fero ih!" Geramnya, Abil paham sekali Fero sedang mengerjai dirinya.

"Mas Fero bil..."

"Apaan sih, ga jelas tau kak Fero!"

"Ya makanya jelasin kenapa tadi pak satpam nuduh kita pacaran? Hm?"

Pintu yang samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang