Bab 20 - Setiap diri berhak diperbaiki

1.5K 241 35
                                    

Ternyata dibonceng Liyan tidak senyaman yang Abil kira. Ia kira, saat kakaknya selalu bahagia setiap kali dibonceng Liyan memang senyaman itu rasanya. Ternyata tidak, Abil akui. Liyan menakutkan ketika membawa motor tadi. Seolah lupa jika mereka punya nyawa, Liyan menggunakan kecepatan cukup tinggi sampai beberapa kali Abil memejamkan mata setiap melewati tikungan.

Takut, motornya jatuh dan Abil tidak ingin menyaksikan itu. Baru juga, lukanya sembuh.

Tapi, berkat kecepatan super Liyan. Mereka sampai di mall sebelum Fero memulai penampilannya. Gaya pembalapnya Liyan tidak usah diragukan lagi dan Abil cukup trauma dibonceng mantan kekasih kakaknya itu.

"Eh, mau kemana?" Tanya Liyan mencekal pergelangan Abil saat gadis itu baru saja hendak menimbrung pada kerumunan penonton yang sudah ramai di depan panggung.

"Nonton kak Fero lah kak, katanya tadi ngajak nonton dia" jawab Abil tak salah.

"CK, ga usah gabung sama penonton lain bil"

"Loh kenapa?" Tanya Abil tak cukup mengerti.

Sebagai orang yang belum berkecimpung di dunia entertainment, Abil tidak akan mengerti dampak kehadirannya di antara penonton dan bergabung bersama fans Fero yang sangat ramai.

"Itu fans Fero bil, nanti kamu di serang mereka gimana?"

Dahi Abil berkerut bingung "di serang karena apa? Emangnya aku mau melakukan kesalahan apa sampe diserang"

Abil beneran masih polos, sampai Liyan berdecak beberapa kali menghadapi gadis kecil ini.

"Dah yuk, mending kita ke back stage aja, Fero pasti lagi siap-siap di sana."

Tanpa menunggu kata iya keluar dari mulut Abil, Liyan lagi lagi menarik pergelangan tangan gadis itu. Bisa bahaya sekali jika Abil beneran bergabung dengan para fans. Yang ada, Abil akan di soraki bahkan di bully akibat kecemburuan fans pada Abil.

Meski mereka tidak tahu apa hubungan Abil dan Fero, tapi Liyan yakin Fero akan salah fokus ketika menyadari Abil berada di tengah kerumunan penonton itu. Fero si nekat, sudah pasti menghampiri Abil atau memanggil gadis itu, nah itu yang akan membuat para fans iri berjamaah.

Fero, idola banyak wanita sedang bersiap-siap di belakang panggung. Tinggal menunggu MC memanggil namanya saja, ia harus segera keluar. Meski mood nya cukup buruk hari ini, Fero akan berusaha menyelesaikan pekerjaannya.

Ternyata efek dari Abil yang mengatakan nama Liyan saja, bisa membuat hati Fero tak karuan seperti sekarang ini.

Ia berkali-kali mengelus dada, beralih membetulkan ear monitor yang terpasang di telinganya. Mengingat deretan lirik yang akan ia nyanyikan, sembari menundukkan kepala dan memejamkan mata. Dengan sebelah kaki dihentak-hentakan mengikuti irama musik yang terdengar ke dalam telinganya.

Hingga satu telapak tangan mendarat di pundaknya, dengan sekali tepukan keras. Membuat Fero menghentikan kegiatan lalu menoleh ke belakang.

Matanya melewati seseorang yang baru saja menurunkan tangan dari pundaknya. Seperti sebuah magnet, seorang gadis di belakang tubuh manusia yang tadi menyentuh Fero lebih dulu menarik atensinya.

"Bil..." lirih Fero mendapati Abil tersenyum ke arahnya.

"Gua dulu yang disapa, kenapa malah Abil Fer. Kan gua yang di depan lu, tapi lu malah sapa orang yang dibelakang gua!" Liyan memerpotes.

Liyan geram sendiri, seolah tubuhnya tak dianggap di hadapan Fero. Mata Fero sudah berlabuh saja pada wajah manis Abil.

"Bila ngapain di sini?"

Pintu yang samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang