Chapter 30

4K 368 57
                                    

"Kau datang." Naruto tersenyum saat melihat Sasuke yang benar-benar datang dan kini berdiri tepat disampingnya

"Apa yang kau inginkan dobe?" Sasuke bertanya dingin tanpa berniat melihat wajah sahabatnya itu. Perlu diketahui jika Sasuke masih menaruh sedikit dendam kepada Naruto akan apa yang pria itu lakukan kemarin

"Kau masih marah padaku?"

Naruto menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya. Dan ia hanya dapat terkekeh pelan saat Sasuke meliriknya tajam dengan kilatan membunuh yang terpancar jelas dibalik manik berbeda warna itu. Untuk sesaat Naruto dibuat merinding, dan ia kembali mengingat bagaimana Sasuke yang menghajarnya seperti orang kesetanan kemarin.

"Aku tidak berniat menganggu kalian lagi jadi berhenti melihatku dengan tatapan seperti itu, kau menakutkan teme."

Sasuke hanya mendengus memilih mengalihkan pandangannya kedepan. Mereka sedang berada di hutan yang berada di dekat gerbang desa. Sasuke tau jika tadi saat ia sedang bermesraan dengan Hinata di apartemennya pria itu mengunjungi Sasuke namun memilih tidak masuk.

Ya, itu bagus karena Sasuke akan memenggal kepala kuning itu jika Naruto berani masuk dan menganggu waktunya bermesraan dengan Hinata.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?"

"Apa kau tidak bisa berbasa-basi dulu teme? Kau membuatku gugup tau." Gerutu Naruto

Sasuke tidak peduli dan Naruto yang melihat itu melihat penampilan Sasuke yang terlihat sedikit lebih terurus dengan tangan kanan itu yang memegang sebuah bekal? Oh, sejak kapan Sasuke membawakan bekal seperti itu.

"Pasti menyenangkan memiliki kekasih seperti Hinata."

Naruto mengulum bibirnya merasa begitu iri pada Sasuke. Hinata adalah definisi wanita sempurna dari semua yang sempurna. Dan para pria pasti akan menyetujui akan hal itu, selain cantik dan berbakat Hinata juga merupakan pewaris klan tersohor di Konoha. Belum lagi sifat lemah lembutnya dan begitu penyayang membuat para pria diam-diam menjadikan gadis Hyuga itu sebagai wanita idealnya.

Dan Sasuke adalah bajingan yang paling beruntung karena mendapatkan wanita sempurna seperti Hinata.

Sayang sekali Naruto pernah buta dulu hingga tidak dapat melihat betapa berkilaunya berlian yang tersembunyi dibalik batu.

"Aku iri padamu." Gumam Naruto lagi

"Jangan membuatku ingin kembali meninju wajahmu dobe."

Naruto terkekeh ringan saat ia merangkul bahu bidang sahabatnya itu yang segera ditepis dengan kasar oleh Sasuke.

Naruto merengut sedih "Kau kasar sekali teme."

"Urusai."

Naruto tertawa melihat wajah kesal Sasuke "Jangan takut teme, aku tidak berniat merebut Hinata lagi darimu. Sudah cukup wajah tampanku ini kau buat babak belur."

"Dan, aku minta maaf atas apa yang aku lakukan kemarin." Gumamnya pelan

Sasuke hanya terdiam dan memilih tidak mengatakan apapun. Naruto menundukkan kepalanya menatap rumput dibawahnya saat manik sapphire-nya kembali melayang pada wajah cantik Hinata yang menatapnya penuh jijik.

"Kau sangat beruntung teme, Hinata sangat mencintaimu." Naruto tersenyum tipis "Jadi kumohon jaga dia untukku." Bisiknya lagi

"Tentu saja aku akan menjaganya, bukan untukmu tapi untuk diriku sendiri." Balas Sasuke sombong

Dan Naruto yang mendengar itu hanya dapat memutar bola matanya malas "Ya, ya, terserah kau saja."

"Ngomong-ngomong teme, apa saja yang kau lakukan tadi dengan Hinata? Aku tidak sengaja mendengar Hinata berteriak, apa Hinata sakit?" Tanya Naruto panjang lebar

Passionate Nightmare ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang